Oleh: Qurina
Iya tapi tidak
Rumitnya menjadi orang tidak enakan seperti aku. Bilang iya, tapi disisi lain aku ingin sekali menolaknya hanya karena aku “orang gak enakan”.
Ada yang mengganjal di dalam hatiku ketika apa yang aku ucapkan tidak sesuai dengan keadaanku. Aku terlalu memikirkan perasaan orang lain hingga aku lupa dengan perasaanku juga. Jujur saja aku capek menjadi orang “gak enakan“.
Seperti saat ini, aku sedang memakan bekalku, lalu teman sekelasku datang menghampiriku
“El kamu kan baik, minta tolong kerjain tugasku dong please” ujarnya.
Sebenarnya aku ingin menolak itu karena aku sendiri juga sudah punya banyak tugas yang menanti. Tapi dia seperti bisa menerawang diriku, ia tahu persis kelemahanku, ia terus mendesak dan membuat kata kata manis palsu
” El, please banget kerjain dong, kamu kan teman terbaikku, kita temenan udah dari SMP loh masa gak mau nolongin” ujarnya dengan terus mendesak.
Dan ya, karena aku orang yang gak enakan, aku menerimanya tanpa memikirkan tugas tugasku
“oh oke nanti yaa” sahutku.
Kata kata “Ya, oke, iyaa” sering keluar dari mulutku. Kata kata yang sangat aku hindari untuk menerima permintaan yang sebenarnya aku tidak sanggup mengerjakannya.
Mungkin perasaan gak enakan ini sering kali dianggap sepele bagi beberapa orang, tapi begini adanya, pemikiran yang akan takut mengecewakan orang lain, takut jika di mata orang lain aku terlihat buruk, tidak peduli, pikiran seperti itu terus saja berputar di kepalaku.
Tak sedikit dari mereka yang mengatakan bahwa aku “terlalu baik” padahal hanya karena aku tidak berani mengatakan “nggak, gak bisa” pada mereka. Betapa lemahnya aku pada diriku sendiri.
Hanya saja terkadang tidak aku rasakan timbal balik dari mereka. Aku sadar bahwa mereka hanya memanfaatkanku saja dan bukan karena teman.
“kamu yang tegas dong El, ya kalau gak bisa ya gak bisa, apa susahnya sih ngomong gitu aja, mau sampe kapan kamu nyusahin diri mu sendiri Ell” Ria menasehatiku.
Gak bisa, kata kata itu membuatku semakin memikirkan tentang aku yang gak enakan.
Benar! aku harus berdiri tegak diatas kakiku, aku tidak mau kehilangan jati diriku hanya karna aku menuntut diriku sendiri agar menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentinganku.
Aku benar, bahwa tidak semua keinginan orang lain harus aku iyakan, tidak semua keinginan orang lain harus aku penuhi.
Aku memberi pilihan pada diriku sendiri, Menolong sebisanya atau menolak dengan sopan.
DAN AKU MEMILIH UNTUK MENOLAK.
8 September 2023
*Penulis merupakan kandidat calon Waketos 2023/2024
Source pict
183 total views, 3 views today