Opini

Bagaimana Cara Membantu Sesama?

Oleh: Renata Jasmine*

Bagaimana cara kalian membantu satu sama lain? Saya rasa kalian sudah mempunyai beragam jawaban.

Mungkin ada yang mengatakan dengan cara memberi dan mengasihi atau saya membantunya dengan mendoakan dan sebagainya. Semua benar, tidak ada yang salah. Salah jika kalian masih berpikir apa jawabannya saat sudah membaca kalimat ini. Jika itu terjadi, segeralah intropeksi diri.

Kita sebagai mahluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sekaya, sehebat apapun kalian tetap membutuhkan orang lain. Walaupun terkadang terbesit pikiran, saya sukses karena usahaku sendiri tidak ada yang membantu tetapi sepertinya kurang baik jika kita langsung menyatakan hal tersebut.

Kita tidak pernah tahu, bisa jadi walau tidak ada bantuan secara langsung berupa materi dan fisik tetapi ada bantuan dari jalur langit berupa doa-doa yang terus dipanjatkan dan ditujukan untuk kita.

Saya menulis tulisan ini setelah membaca artikel berjudul “Promosi Menyumbang” ditulis oleh Presiden Persebaya, Azrul Nanda. Diterbitkan pada hari Rabu, 27 Januari 2021 di website happywednesday.id.

Seperti yang saya sudah sedikit singgung di awal tulisan ini. Ketika kita membantu orang lain maka kita memberikan sebagian yang kita punya, dengan kata lain disebut menyumbang. Saya rasa topik ini cukup menarik untuk dibahas, sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari tetapi masih banyak orang yang tidak terlalu menganggapnya penting.

Artikel “Promosi Menyumbang” membuat saya cukup berpikir saat membacanya. Bukan karena bahasanya berat atau susah untuk dicerna. Tetapi karena sangat jelas dan nyaman untuk dibaca, topik yang diangkat dengan mudah diserap dan diproses dalam pikiran.

Artikel ini sangat unik dan berbeda. Jika artikel lain yang serupa hanya membahas tentang kita harus menyumbang untuk membantu sesama. Tetapi Azrul membawanya ke tingkat lebih lanjut beliau lebih membahas dengan cara apa kita menyumbang.

Didalam artikel tersebut, Azrul sedikit “mengkritisi” tentang cara beberapa pihak dalam mendapatkan sumbangan. Beberapa cara yang disebutkan didalam artikel antara lain organisasi yang meminta sumbangan di lampu merah dan organisasi yang menyelenggarakan acara besar-besar dengan berbagai sponsor ikut meramaikan. Saya pribadi, ada pro dan kontra dengan pendapat Azrul yang beliau tulis di artikelnya.

Dimulai dengan yang pro, saya setuju dengan Azrul ketika beliau “mengkritisi” tentang ada organisasi didalam artikel tersebut yang menjadi subjeknya adalah sekolompok mahasiswa dan beberapa anak muda lainnya yang meminta sumbangan di lampu merah.  Azrul berpendapat bahwa sebenarnya niatnya sudah bagus, tetapi effort yang digunakan sepertinya kurang baik. Seharusnya masih banyak hal lain yang bisa dilakukan selain hanya berdiri di sekitar lampu merah dan meminta sumbangan.

Saya setuju dengan hal tersebut. Saya rasa kurang pantas saja terlebih lagi dengan membawa nama instansi pendidikan. Dengan melakukan hal tersebut, mohon maaf sebelumnya tetapi apa yang membedakan dengan pengemis di luar sana. Saya menulis hal ini bukan berarti saya menganggap rendah pengemis.

Tetapi saya lebih ingin menekankan dengan memiliki fasilitas lebih baik, pendidikan yang lebih layak masa jalan berpikir dan usahanya hanya sebatas itu. Sangat disayangkan. Kita tetap bisa mengumpulkan dana melalui cara lain. Seperti yang Azrul tulis, bisa dengan mengadakan acara mencuci mobil. Lebih baik dari hanya meminta sumbangan di jalanan. Tidak mempunyai tempatnya? Bisa diganti dengan berjualan kue atau barang, mengadakan pentas seni dan lain sebagainya. Disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Selanjutnya yang sedikit kontra tentang organisasi yang menyelenggarakan acara besar-besar dengan berbagai sponsor ikut meramaikan. Azrul menuliskan bahwa banyak acara tersebut menjadi kedok untuk ajang mempromosikan diri.

Menurut saya, mungkin memang ada pihak yang melakukan tersebut. Tetapi jika saya berada diposisi sebagai penyumbang dana tersebut, maka saya sudah mengikhlaskan. Perkara nanti digunakan untuk yang sebenarnya atau tidak. Itu pertanggungjawaban mereka kepada yang di atas.

Jika masih ragu ? ya tidak usah menyumbang disitu, masih banyak pihak lain yang membuka sumbangan. Daripada kita menjadi berburuk sangka, lebih baik cari yang lain.

Lalu bagaimana jika kita ingin memberikan sumbangan tetapi terbatas dengan waktu dan tenaga? Banyak media online yang mewadahi penggalangan dana tersebut.

Sebut saja web kitabisa.com dibuat pada tahun 2013, saat ini sudah menjadi media berbagai penyaluran dana dan sudah terbukti tentang kebenarannya. Dana yang sudah terkumpul transparan dan laporan pertanggung jawaban dananya jelas dan dapat dilihat oleh umum. Untuk yang ingin mengumpulkan sumbangan juga dapat lebih mudah untuk mengumpulkannya. Terlebih dewasa ini, hampir sebagian orang sudah beralih ke e-wallet.

Artikel “Promosi Menyumbang” dapat membuat pembacanya tergiat untuk membantu satu sama lain. Sumbangan dalam bentuk dan dengan cara apapun semuanya baik. Jika dengan diiringi dengan niat yang baik. Karena semua kembali ke niatnya.

*Penulis merupakan siswa SMA Khadijah kelas XII IPA 4

|Gambar oleh Jonas KIM dari Pixabay

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *