Kisah

Bertemu Kawan Lama

Oleh: Annisa Hafsah Tuffahati

Halo! namaku Annisa Hafsah, di sini aku akan menceritakan kisah lucu singkat yang pernah terjadi di hidupku. Berawal pada saat aku berumur sekitar 12 tahun dimana aku sedang menjunjung ilmu di tingkat akhir yaitu kelas 9 SMP, akupun diikutkan orang tuaku untuk mengambil les di suatu lembaga dekat rumah.

Masa dimana aku semangat dan giat untuk belajar, walaupun mengharuskan aku untuk mengambil jadwal ekstra sehingga dapat memperdalam bekal untuk masuk ke jenjang SMA. Di situ adalah awal pertemuan saya dengan siswa baru yang wajahnya tampak familiar.

Hari demi hari berlalu, aku yang ingin menyapanya sejak awal pertemuan selalu mengurungkan niatku dikarenakan sifatku yang termasuk orang pemalu dan mudah takut. Terlebih lagi, dilihat dari dia yang tidak ada keinginan untuk menyapaku membuatku berpikir apakah aku salah mengira orang atau apakah wajahku yang berubah sehingga tampaknya dia tidak mengenali aku.

Tiba hari dimana setelah selesai belajar di tempat les, akupun harus menunggu ibuku untuk menjemputku. Aku menunggu didepan tempat les dan melihat dia yang juga sedang menunggu jemputan. Pada Akhirnya aku memberanikan diri untuk menyapanya walaupun dalam hati deg-degan takut salah orang atau dia tidak membalasku karena mengira aku orang aneh yang tiba tiba bertanya tentangnya. 

“ Halo! Kamu Adel, bukan? Teman tk ku dulu di Sabilillah” Tanyaku.

“ Iya, aku sekolah disana dulu,” Jawabnya.

“ Oalah ya Allah berarti benar, aku dari kemarin-kemarin mau menyapamu tapi aku malas,” Jawabku.

Disitu aku sontak kaget dengan jawaban yang barusan aku berikan. Dikarenakan aku yang sudah gugup dan ragu dari awal ditambah adanya situasi tak terduga itu membuat aku semakin panik dalam dan luar batin. Aku yang hendak menjawab “aku mau menyapa kamu dari kemarin tetapi ‘malu’ takut salah orang” berakhir menjadi “aku ‘malas’ menyapa kamu”. 

 Seketika suasana menjadi hening dan canggung, tetapi untungnya tidak sampai satu menit, mama datang untuk menjemputku. Walaupun begitu, aku masih malu dan merasa bersalah tentang adanya kejadian itu. Bagaimana bisa aku salah berbicara ketika hendak menyambung tali pertemanan dengan teman lama. 

Lebih anehnya lagi, dikarenakan adanya salah ucapan itu membuat aku semakin panik dan tidak tahu harus melakukan apa-apa, akhirnya akupun sampai sekarang merasa dilanda antara bersalah dan heran karena belum sempat mengucapkan kata maaf, tetapi juga bingung mau ketawa atau sedih melihat seberapa paniknya aku dalam menghadapi situasi itu.

| Sedang ketawa juga merasa ragu, malu dan dipenuhi rasa bersalah Surabaya, 30/8/21

*Penulis merupakan siswa kelas XII IPA 2

Gambar oleh Pexels dari Pixabay

297 total views, 1 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *