Pada saat itu saya masih ingat kejadiannya di hari Selasa di awal bulan April pagi hari. Saya mendengar pertama kali berita itu ketika dikabarkan oleh teman saya, Hasan.
Berbicara tentang guru rasanya banyak sekali guru yang bisa di favoritkan di SMA Khadijah. Dengan berbagai macam karakter dan cara mengajar mereka masing-masing.
Sepertinya, kali ini aku lebih tertarik untuk bercerita tentang sosok bapak/ibu guru yang ditakuti, disegani atau bahkan dibenci oleh siswa-siswi SMA Khadijah. Kesiswaan pastinya. Satu kata penuh arti dan pandangan berbeda di setiap siswa.
Orangtua di rumah, ayah dan mama, papa dan mama, ayah dan ibu,dan berbagai macam panggilan lainnya. Namun, orangtua di sekolah, memiliki panggilan tetap dan tidak neko-neko, GURU.
“Tak kasih soal, ngkok ulangan tinggal diapalno ya, nduk, le!”
Suara nyaringnya menggema, bahkan mungkin sampai ke bilik kelas sebelah. Menandakan dimulainya pelajaran sejarah minat di kelas Society.