#GuruKeren

GuruKeren: Perangkat Kesiswaan (Eps – 5)

Oleh: Nailatur Rohmah

Sebenarnya aku tak tahu betul siapa guru terfavoritku di Khadijah. Menyenangkan, adalah satu kata kunci yang tepat untuk semua guru di SMA Khadijah. Bermacam kepribadian tentunya dapat menjadi salah satu alasan menjadi guru favorit. Aku nyaman dengan semua guru di Khadijah, ya walaupun ada sedikit yang terkadang aku jadikan bahan bicaraan dengan teman-teman. Tapi jujur dalam lubuk hati yang paling dalam, beliau semua adalah guru andalan. Coba saja jadi muridnya jika tidak percaya.

Sepertinya, kali ini aku lebih tertarik untuk bercerita tentang sosok bapak/ibu guru yang ditakuti, disegani atau bahkan dibenci oleh siswa-siswi SMA Khadijah. Kesiswaan pastinya. Satu kata penuh arti dan pandangan berbeda di setiap siswa.

Kata teman-temanku, semua perangkat kesiswaan begitu menyebalkan. Aku yang awalnya belum mengenal, hanya ikut ketakutan mendengar derap lengkahnya, ikut terburu-buru untuk memakai ciput, sepatu, atau apapaun itu kelengkapan seragam. Tapi mari lihat faktanya, Pak Hadi, Pak Chaq, Pak Muchlas, Bu Mus, Bu laili, lima perangkat kesiswaan sekaligus pembina Osis yang menakjubkan.

Pak Hadi, seram dan kaku begitu, bisa yoga dengan angkat kaki satu. Keren banget bukan? wkwk. Walau beberapa kali harus berhadapan dengan beliau, entah hanya konsul, curhat atau bahkan dihukum, tapi beliau selalu memberi support dan semangat yang menyetrum di seluruh tubuh. Meskipun jika berbicara dengan beliau harus kena skak beberapa kali, hehe.

Pak Chaq, aku sering tidur saat pelajarannya, karena rasanya seperti didongengi, hehe. Beliau yang paling sering menghukumku, menyita hpku, menemuiku tidak memakai ciput dan lain-lainnya. Tapi Pak Chaq selalu memberi nasihat yang begitu mengena didalam hati. Tapi menyebalkannya, beliau selalu berkata bahwa aku tidak perlu kuliah, karena setelas lulus SMA langsung nikah saja katanya.

Pak Muchlas, kesiswaan tersantuy hobi ngopay. Pak Muchlas pernah menegurku beberapa kali, bahkan mengancam ini itu tapi ya tetap saja sans, wkwk. Cara mengajar beliau ah bikin jatuh cinta! Tapi Pak Muchlas tidak pernah berhenti untuk mengingatkanku segera menikah dan mendahuluinya, wkwkwk. Becanda gengs. Beliau suka saja menghina dengan kalimat “kan pacarmu madura, jadi segera nikah saja”.

Bu Mus, memang yang paling suka marah-marah sih hehe. Tapi kalau sudah baik, wah kebaikannya melebihi kasta ibu peri. Apalagi masalah makanan, alhamdulillah pernah ditraktir beberapa kali, makmur sekali rasanya. Mau coba? Silahkan minta saja wkwk.

Bu Laili, katanya yang paling judes dan suka menyita HP. Ah itu hanya kata mereka saja. Padahal, beliau begitu baik dan asik. Bu lel adalah sumber awal kesiswaan tahu bahwa teman dekatku anak Madura. Ya begitulah alasan mengapa aku disuruh cepat menikah. Tenang ya bacanya, hanya bercanda. Ohya, satu fakta tentang Bu Lel, beliau samgat cantik dan behelnya sebagai pelengkap senyum manisnya.

Ya begitulah kurang lebihnya dibalik seramnya kesiswaan SMA Khadijah. Semoga bapak/ibu guru kesiswaan akan selalu sabar dan tegas dalam mendidik siswa-siswi SMA Khadijah.

Ruang Haid, lagi hampa lagi pengen apaya? hmmm?

31-11-19

Gambar: pinterest.com

#Gurukeren merupakan tulisan cinta dari siswa-siswa SMA Khadijah kepada guru-guru yang mereka anggap meninspirasi di kelas.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *