Opini

HIDUP, HAK ISTIMEWA, DAN ABSTRAK

Oleh: Siti Suciati Citra Muslimah*

Opini Turcham Media SMAKHMemang benar, mengikuti hati adalah keputusan yang paling benar saat kita menemui jalan buntu. Tapi, rasa-rasanya mengikuti kata hati tidaklah semudah itu. Tak semua manusia memiliki privillage untuk bisa dengan bebas mengikuti kata hati. Privillage? Tentu saja, tapi saya juga yakin tak banyak yang sadar. Kalau kata Steve Job, hidup bagaikan menyambungkan titik-titik, kita hanya bisa melihat hubungan antar titik itu dengan menoleh kebelakang. Yapp, kita tak akan pernah tau dan paham sebelum kita melewatinya, bukan?

Membahas tentang privillage dan kata hati. Saya sangat membenarkan untuk mengikuti kata hati. Rasanya semua orang yang menghampiri saya disaat sedang bimbang selalu mengatakan hal itu. Namun, sepanjang 17 tahun saya berada di dunia, ternyata tak semudah itu untuk mengikuti kata hati. Simple saja, kalau ternyata kata hati itu bukan privillage, rasanya tak akan ada anak kelas 12 SMA yang akan kebingungan untuk menentukan jalan hidup selanjutnya. Entah Universitas, Jurusan, Tak kuliah dan memutuskan untuk kerja, atau apapun bentuknya. 

Bahkan kebebasan untuk mengikuti kata hati ternyata adalah sebuah keberuntungan. Nyatanya, banyak anak yang masih terdistraksi untuk mengikuti kata hatinya. Entah karena dikekang orang tua, lingkungan sosial, tidak percaya diri, dan berbagai faktor lainnya. Namun, bagi saya distraksi tak selamanya salah.

Hidup memang selalu abstrak, rasanya. Banyak hal yang tak dapat dijangkau oleh nalar manusia. Sesuatu yang rasanya sebuah distraksi bisa menjadi sesuatu yang sangat di syukuri dimasa yang akan datang, begitupun sebaliknya. Lagi dan lagi, manusia penuh dengan keterbatasan. Tingkat tertinggi dari segala problematika kehidupan rasanya menerima dan mengikhlaskan. Pada tahap itu, rasanya Tuhan memeluk kita seraya mengeluarkan kata-kata yang paling menenangkan. Dan… tentu saja ternyata, apapun keadaannya, yang terpenting ialah ‘Don’t lose faith”-Steve Jobs, itu benar adanya.

Sekarang saya sadar, kalimat se-menampar atau se-dalam apapun tak akan ada artinya kalau kita tidak berada di kondisi tersebut. Tapi akan sangat berarti bagi mereka yang berada di posisi itu. Ternyata semua tentang waktu. Ternyata juga, dengan pola pikir yang simple ini, orang-orang mestinya bisa lebih respect terhadap orang lain. Mestinya. Tapi balik lagi… setiap orang punya nama dan kondisi yang tentunya berbeda, semua tidak semudah itu. Lagi dan lagi, hidup selalu abstrak.

Kalaupun privillage mengikuti kata hati itu ada pada hidup kalian, tolong dimanfaatkan. ‘Karena entah bagaimana caranya, kata hati dan intuisi itu sudah tau kalian ingin benar-benar menjadi apa nantinya’-Steve Jobs. Kalaupun kalian bukan orang beruntung yang memiliki privillage sederhana itu, ‘terus cari titik-titik dalam hidup, jangan pernah berhenti’-Steve Jobs. Pada akhirnya, apapun keadaannya, ‘Stay Hungry, Stay Foolish’-Pribahasa turun temurun dari Steve Jobs dan generasi sebelumnya. []

privillage: hak istimewa | don’t lose faith: jangan hilang kepercayaan | stay hungry, stay foolish: tetap lapar, tetap bodoh

*Penulis merupakan siswa SMA Khadijah yang tengah sibuk menyipkan diri untuk ujian akhir.

**Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *