Buku

K.H.ABD.WAHAB TURCHAM :Ulama,Pendidik,Diplomat dan Pendekar

Judul : K. H. ABD. WAHAB TURCHAM

Editor : Drs .H.Warry Zaenn dan Lailah Badriyah
Penerbit : Yayasan taman pendidikan dan sosial “Khadijah” Surabaya
Tahun terbit : 1996
Setting dan layout : Tablight Journal dan Am. Ys.

Buku ini berisi tentang K.H.Abdul Wahab Turcham yang seorang ulama yang tidak pernah menonjolkan keulamaanya,namun beliau adalah pribadi yang pantas dijadikan teladan dan panutan karena ketabhan beliau yang jarang dimiliki oleh orang lain. Beliau adalah seorang muhlis yang memiliki dedikasi yang luar agama ,bangsa dan negara. Dedikasi itu beliau wujudkan lewat pengabdian di bidang pendidikan ,utamanya pendidikan untuk generasi penerus bnagsa dan penegak agama. Beliau dapat dikatan sebagai tokoh pembaharu dalam pendidikan yang mempunyai keinginan menciptakan kader-kader bangsa yang kokoh dalam akidah dan teguh dalam memegang syariat Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah serta memiliki ilmu kekinian yang dapat menjawab tantangan zaman .

Yang paling rinci memberikan kesan-kesan mengenai sifat-sifat ustad wahab yang baik berikut diantaranya :

1.Ustad Wahab adalah seorang guru yang dekat dengan muridnya. beliau mengenal tiap-tiap murid hingga mendetail,bahkan sampai ke masalah keluarga murid itu. Sehingga dengan demikian terjalin kemesraan antara siswa dan guru.

2. Tidak ingin merepotkan orang lain.Misalnya ketika sakit,beliau tidak mau apabila biaya ditanggung oleh orang lain ,termasuk muridnya.

3.Ustadz Wahab adalah orang yang jujur yang tidak mau mengambil ke-untungan untuk kepentingan pribadinya .Ustadz Wahab mempunyai kegemaran suka membaca kitab dan bersilaturahmi. Meskipun beliau seorang guru yang besar tetapi tidak keberatan untuk bersilaturahmi ke rumah muridnya atau guru-guru anak buahnya.

Ustadz Wahab tak pernah gembar-gembor gerakan-gerakan .Ustadz Wahab bukanlah orafor . Tetapi silent in action, diam dalam gerakan gerakan.Dengan sifat diam itu pula ,maka ustad Wahab tak pernah memamerkan karyanya .Buku Jenjang ke Kalimatil Al Qur’an Karangan ustad wahab yang bernilai sangat inovatif tidak mencantukam nama ustadz Wahab .Buku tiga jilid itu ditulis dengan nama samaran Ibadurrohman.

Kesan yang menonjol dari diri Ustadz Wahab adalah jiwa ke- tawadukanya yang kuat.Misalnya, diundang anak-anak kampung untuk menghadiri pengajian dengan ikhlas Kiai Wahab hadir dan duduk bersama anak-anak itu. Bahkan, Kiai Wahab jika memanggil kepada mantan-mantan muridnya tidak pernah memanggil namanya selayaknya kebanyakan orang.Tapi Kiai Wahab memanggil para mantan muridnya itu dengan sapaan “bu” atau “pak”itu sebagai pertanda sangat mengorangkan dan menghormai orang lain.

Yang sukar ditiru dari ustadz Wahab adalah kesehjaan dalm hoidup.Sampai dengan wafatnya beliau tidak memiliki rumah. Beliau menempati rumah peninggalan orang tua. Rumah yang kecil dijalan Peneleh gang IX itu juga tak dilengkapi dengan peralatan yang mewah. Tentang Mengapa ustad Wahabz tidak kawin, ustadz Wahab pernah melihat bidadari dalam keadaan terjaga (bukan mimpi).karena memang ada doa dan kifayahnya untuk bertemu bidadari ini. Menurut ustadz Wahab, setiap orang yang pernah melihat bidadari, maka muncul kemalasan untuk menikah

Dalam hal karya tulis, Ustadz Wahab termasuk salah seorang yang kreatif. Banyak buku-buku dikarangnya. Misalnya, buku paket LP Maarif Tingkat Ibtidaiyah. Antara lain: pelajaran tarikh, akhlaq, Tauhid, Bahasa Arab. Sedang di tingkat TK buku bahasa Arab yang berjudul Jenjang ke Kalimat Al-Qur’an jilid 1-3. Semua-nya ditulis dengan tulisan pego. Dan saat in isinya telah dikem- bangkan oleh LP Maarif Surabaya. Selain itu, buku Kumpulan doa-doa seperti doa shalat tarawih, salawatan, dan tahlil.

Di antara kemenonjolan ustadz Wahab adalah keahliannya dalam ilmu Falaq dan Faroid. Penetapan 1 Syawal pada setiap tahun tak lepas dari pengamatan beliau. Hanya karena sifat diam beliaulah yang menyebabkan banyak orang tidak tahu keahlian ustadz Wahab ini. Sedangkan ilmu Faroid adalah satu-satunya pelajaran yang tetap dipegang ustadz Wahab sampai beliau wafat. Pelajaran ini diajarkan ustadz Wahab di SMA KHADIJAH sejak tahun 70-an. Kini yayasan TPP KHADIJAH agak kerepotan mencari guru Faroid yang sekaliber ustadz Wahab. Drs. H.Muhyiddin Suwondo, MA menawarkan Drs. A.Salam Nawawi sebagai pengganti ustadz Wahab untuk mengajar Faroid. Kebetulan Drs. Salam Nawawi juga ahli Falaq dan menjabat di Lajnah Falaqiyah PWNU Jawa Timur.

Sampai akhir hayatnya, ustadz Wahab tak memberikan wasiat apa apa berkenaan dengan TPP KHADIJAH. Tetapi H. Yahya Hasyim yakin bahwa secara implisit ustadz Wahab berpesan agar perjuangan TPP KHADIJAH diteruskan. Sewaktu ustadz Wahab masih hidup, beliau pernah berjanji bahwa nanti suatu saat ketika TPP KHADIJAH sudah segalanya baik akan diserahkan kembali pembinaannya kepada Lem baga Pendidikan Maarif NU. Maka merupakan kewajiban kepada para penerus untuk menjalin hubungan baik dengan Lembaga Pendidikan Maarif dan NU.

Wasiat yang bersifat pribadi pernah disampaikan ustadz Wahab beberapa hari sebelum wafat. Pesan ustadz Wahab itu adalah : “Kalau saya pulang, bawakan saya kain ihrom. Kain ihrom itu adalah sejarah saya”. Maka ketika ustadz Wahab meninggal, kain ihrom yang beliau minta diikutsertakan untuk membungkus beliau. Yang satu di atas, dan satu lagi di kaki. Jadi beliau dibungkus dengan tiga lapisan kain

Ustadz Wahab memiliki hobby tersendiri dalam rangka mening katkan kualitas kependidikan. Antara lain, dengan mengadakan studi banding ke berbagai sekolah yang punya nama. Antara lain yang pernah dilakukan ke Asyafiyah Jakarta, At-Thohiriyah Jakarta dan lain-lain. Ada beberapa keinginan ustadz yang belum terpenuhi antara lain adalah mengadakan studi banding ke Luar Jawa dan Luar Negeri (Malaysia dan Singapura).
Selain itu, Ustadz bercita-cita memiliki kader pendidikan Plus untuk pendidikan pria. Pendidikan plus ini dimaksudkan para anak didik itu menguasai bidang agama dan pelajaran umum. Dengan nama pendidikan “Mas Mansur”. Tidak banyak yang tau kenapa nama itu yang diinginkan. Ada pula keinginan Ustadz Wahab yang belum terealisir. Yaitu berdirinya Perguruan Tinggi Agama khusus putri. Tujuannya agar para wanita itu menjadi ahli Islam yang bisa menyelesaikan probematika kewanitaan dari sudut fiqih (fiqhun nisak).
Memang, Ustadz Wahab menyenangi pendidikan ala Cina dan Jepang. Pendidikan Cina berhasil dalam mengembangkan budaya. Sedang pendidikan Jepang dalam hal kedisiplinannya.

Sesungguhnya, Ustadz Wahab bercita-cita agar para anak didik yang ada di TPP kuat akidahnya. Namun, diakuinya bahwa pendidikan akidah di TPP merasa belum berhasil. Ia ingin agar anak didik TPP itu seperti orang Jepang.
Misalnya orang Jepang jika mendengar kalimat “Teno Heka” orang Jepang langsung menundukkan kepala dengan gerakan yang sangat khusu’. Ia menginginkan anak didik TPP KHADIJAH jika men- dengar kalimat “Allah” misalnya, hatinya harus bergetar dan khusu’ ketika mendengarkan kata itu.

Dengan adanya buku ini kita jadi bisa lebih mengenal Ustad Wahab. Ada kata terakhir dari Penulis “Penulisan buku ini diakhiri karena deadline yang diberikan oleh Yayasan TPP KHADIJAH. Perlu diketahui bahwa penulisan buku ini adalah dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya ustadz Wahab dan peringatan HARLAH TPP KHADIJAH ke-43. Revisi dan penyempurnaan dapat dilakukan dengan mengambil momentum peringatan 1000 hari wafatnya ustadz Wahab atau haul pertama/kedua, atau peringatan Lustrum ke-sembilan TPP KHADIJAH dua tahun lagi. Walaupun penulisan buku ini tergesa-gesa, patut disyukuri bahwa pada akhirnya dapat terwujud. Jerih payah ini semata-mata karena kecintaan kita kepada ustadz Wahab”

Pengulas : Muhammad Rizqy Dani Fauzan

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *