Guru

Lisa Hadija: Sukses dengan Memuliakan Orangtua

Lisa Hadija, S.E, M.Pd, guru Ekonomi di SMA Khadijah.

Turcham.com- Lisa Hadija, S.E, M.Pd, merupakan salah satu pengajar yang membimbing siswa-siswi SMA Khadijah dalam mata pelajaran Ekonomi.

Perjalanan Bu Lisa untuk sampai di titik terkini tidaklah mudah. Ada banyak lika-liku yang harus dihadapi wanita kelahiran 1981 ini sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi guru.

Bu Lisa merupakan Mahasiswa Berprestasi Terbaik (Mawapres) Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tahun 2000-2001. Tak heran, pada tahun 2003, bahkan sebelum lulus dari perguruan tinggi, sosok hangat ini sudah berhasil menempati posisi executive marketing di salah satu perusahaan Jepang. Prestasi yang ditorehkan Bu Lisa selama meniti karir di perusahaan tersebut terbilang cukup gemilang. Beliau berhasil mendapatkan penjualan tertinggi sehingga mendapat reward untuk trip ke Thailand dan Taiwan pada tahun 2005. Tunjangan lain seperti mobil dinas dan supir pribadi pun terfasilitasi dengan lengkap.

Nama: Lisa Hadija SE, M.Pd

Tanggal lahir: 7 Maret 1981

Hobi: Travelling dan membaca

Kutipan Favorit: “Beserta kesulitan ada 2 kemudahan”

Role model: Rasullullah Saw beserta keluarga dan sahabat.

Alamat email: lisahadija@gmail.com.com

Situasi berjalan lancar selama beberapa saat, sampai suatu hari, perempuan yang mempunyai hobi membaca dan travelling ini diperintahkan perusahaannya untuk berpindah tugas ke Jakarta. Bu Lisa yang saat itu telah memiliki suami lantas meminta persetujuan kepada beliau, kemudian mendapat lampu hijau berupa kebebasan untuk mengambil keputusan. Namun, saat Bu Lisa menyampaikan hal tersebut secara pribadi kepada ayahanda, beliau sangat terpukul terhadap pernyataan yang diajukan anak bungsunya tersebut. Ayah Bu Lisa menerangkan bahwa bukan karir yang menjadi kebanggaan beliau, tapi beliau sangat ingin anaknya menjadi istri yang bisa mendampingi dan berbakti kepada suami, sekaligus ibu yang kelak dapat menjaga anak-anaknya dengan baik.

“Di situ titik balik saya dari seorang wanita karir. Saya menyadari bahwa ternyata apa yang telah saya capai bukan kebanggaan bagi ayah saya. Saya sangat ingin menjadi kebanggaan beliau, saya ingin menjadi putri terbaik beliau. Rasanya saya terpukul gitu, saya kaget, berarti semua pencapaian yang saya dapatkan bukan sesuatu yang bisa membahagiakan ayah saya,” ungkap Bu Lisa.

Ayah Bu Lisa mengharapkan sosok anak perempuan yang dapat membina rumah tangga sesuai dengan tuntunan agama, dan dapat membesarkan anak-anak dengan baik. Bukan hanya menuntut karir. Beliau juga menaruh harapan besar pada Bu Lisa agar segera memiliki buah hati. Nasehat dari ayahnya tersebut juga yang menguatkan hati Bu Lisa mengambil keputusan untuk resign dari pekerjaannya.

Tiga bulan setelah resign, ibu guru yang punya kesabaran luar biasa ini menjalani hari-hari sebagai ibu rumah tangga sekaligus mengandung anak pertama. Saat usia kandungan menginjak lima bulan, Bu Lisa bersama rekan kerjanya mengambil langkah untuk membuka usaha di bidang kuliner, usaha tersebut berjalan hingga putra pertamanya menginjak usia 6 bulan, dan saat itu pula rekan kerja Bu Lisa yang berperan untuk membantu jalannya usaha memutuskan untuk berhenti. Bu Lisa yang saat itu masih mempunyai kewajiban untuk merawat bayi pun merasa tidak sanggup untuk mengurus usahanya sendiri. Usaha kuliner tersebut akhirnya tidak berlanjut.

Dikenal sebagai pribadi yang aktif dan gemar mencari kegiatan yang dapat membawa manfaat bagi orang lain, Bu Lisa mulai aktif di kegiatan-kegiatan sosial seperti menggalang dana untuk rumah tahfidz, membantu membuat program kegiatan untuk acara pengajian, dan lain sebagainya.

“Saya ingin aktif dan bermanfaat ilmunya, jadi tidak hanya mengurus anak, tapi juga ada nilai tambah dari ilmu yang saya peroleh, dan ayah saya sangat mendukung hal itu,” ucap Bu Lisa pada sesi awal wawancara.

Seiring berjalannya waktu, anak sulung Bu Lisa sudah bertumbuh dengan baik dan dapat menjalani aktivitasnya sendiri. Saat-saat seperti itulah Bu Lisa merasa jika dirinya harus mencari pekerjaan yang dapat bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Terbesit di benaknya bahwa menjadi guru adalah pilihan terbaik. Keinginannya tersebut disambut baik oleh ayah dan suami, mereka menganggap menjadi guru merupakan profesi yang bermanfaat bagi orang banyak. Setelah mendapat pesetujuan, Bu Lisa mencari-cari lowongan kerja di koran Jawa Pos, dan saat itu tertulis SMA Khadijah membutuhkan guru ekonomi. Syarat-syarat yang tertera juga sudah terpenuhi oleh Bu Lisa, dan mulai tanggal 14 Februari 2008 hingga sekarang, bu guru cantik ini resmi mendedikasikan ilmu yang ia peroleh untuk dunia pendidikan.

Prestasi yang ditorehkan oleh ibu 2 anak ini tidak sampai di situ saja. Dirinya mendapat program beasiswa S2 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi serta berkesempatan untuk menimba ilmu di Thailand selama 2 bulan untuk menunjang double degree. Selama berkuliah pun, Bu Lisa tidak melupakan kewajibannya untuk mengurus anak serta mengajar siswa-siswi SMA Khadijah. Perjuangan Bu Lisa sebagai guru, ibu, sekaligus mahasiswi untuk beberapa tahun tidaklah mudah. Namun, Bu Lisa selalu berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar diberi kemudahan di setiap aktivitasnya. Doa, dukungan moral, serta semangat dari keluarga dan orang sekitar juga senantiasa mengiringi setiap langkah yang Bu Lisa jalani. Terbukti, berkat tekadnya yang kuat untuk menuntut ilmu, Bu Lisa berhasil menempati posisi sebagai wisudawan terbaik di pasca sarjana.

“Mungkin karena saya memang mencintai ekonomi dan saya merasa bahwa saya mendapatkan banyak hal yang sangat bermanfaat dalam hidup saya dengan ekonomi. Saya merasa manajemen itu dibutuhkan dari bangun tidur sampai tidur lagi,” jelas Bu Lisa ketika tim redaksi menanyakan alasan Bu Lisa memilih ekonomi sebagai bidang yang terus digelutinya.

Sebagai guru ekonomi, Bu Lisa juga merupakan sosok yang hebat. Materi yang dibawakannya dapat diterima dengan baik oleh siswa-siswi. Seringkali Bu Lisa menjelaskan beragam istilah ekonomi dengan pengimplementasian aktivitas sehari-hari. Bu Lisa juga mengoptimalkan sistem kerja otak dengan beragam cara menarik seperti melihat tayangan video, presentasi, kuis, review dan lain sebagainya. Agar semangat siswa-siswi terpacu, tak lupa Bu Lisa memberikan reward berupa tambahan nilai kepada siswa-siswi yang aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas tepat waktu.

Pada sesi akhir wawancara, Bu Lisa juga menerangkan bahwa apa yang beliau sampaikan tentang profil guru ini tidak ada niatan untuk membanggakan diri sendiri. Karena apa yang telah Bu Lisa lampaui itu adalah masa lalu, sedangkan siswa-siswi adalah masa depan. Wanita yang sudah 13 tahun mengajar di SMA Khadijah ini yakin bahwa murid-muridnya dapat mecapai kesuksesan yang lebih dari dirinya. Beliau juga memberikan kiat-kiat agar lebih mudah mencapai suatu goals yang kita inginkan.

“Saya bukan anak yang paling pandai ketika saya bersekolah, tapi saya mengutamakan perintah Allah seperti berbakti kepada orang tua, menjalankan ibadah, kemudian berbagi, menyanyangi sesama, bersholawat pada nabi, dan tidak lupa selalu berdoa atas segala yang akan saya jalani setiap harinya. Dan alhamdulillah, dengan itu saya jadi mendapatkan banyak kemudahan dan keberhasilam. Walaupun saya sadar usaha saya hanya 20-30 persen, sisanya pemberian dari Allah. Jadi, siapapun kalian jangan merasa minder dengan diri kalian,” pesan Bu Lisa kepada siswa-siswi SMA Khadijah.

Bu Lisa juga menyertakan amalan-amalan penting yang dilakukannya dulu sebagai pelajar, seperti puasa Senin-Kamis dan membaca yasin pasca sholat maghrib atau tahajud. Wanita yang genap menginjak usia 40 tahun ini mempunyai cita-cita sendiri, tapi ia selalu mengutamakan keinginan orangtuanya, karena Bu Lisa yakin bahwa apa yang orangtuanya inginkan merupakan jalan terbaik. Terbukti, berkat saran dari orangtua, kini Bu Lisa dapat membagi ilmunya dengan leluasa kepada siswa-siswi SMA Khadijah. (gin)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *