Cerpen

Predator

Oleh: Penyair Amatir

Beberapa hari ini, saya risih mendengar kata itu tiba-tiba menjadi mercusuar. Baik di koran. Di lini masa media sosial. Di televisi tak pula ketinggalan.

Kalau kamu buka kamus, artinya dari kata itu saya kutip lengkap: binatang yang hidupnya dari memangsa binatang lain; hewan pemangsa hewan lain. Kenapa kata yang dalam definisinya dilekatkan kepada binatang kemudian diseret menjadi julukan manusia, tentu bisa dijelaskan dengan logika paling dasar.

Bahrul, teman saya yang kuliah di fakultas hukum itu bilang gini pada saya.

“Manusia atau katakan saja ‘kita’ yang tidak bisa mengikat hawa nafsunya sesuai kewajaran sebagai manusia adalah binatang. Pantas saja dijuluki predator.”

Susi, teman satu fakultas dengan sumpah serapahnya juga melontarkan kecaman.

“Manusia itu punya akal. Yang dengannya bisa lebih mulia dari binatang. Tetapi mereka yang bejat itu akalnya sudah membusuk. Tidak berguna. Trauma korban kebejatan mereka itu permanen. Bangsa binatang itu. Predator masih lebih bagus. Aku lebih suka menyebut mereka dengan bajingan.

Indri, di grup whatsap alumni SMA dengan bengisnya.

“Korban pelecehan seksual harus mendapat rasa aman saat bicara. Sialnya, masyarakat kita malah ikut melabeli korban dengan tuduhan negatif pula. Ini tugas kita untuk menciptakan rasa aman bagi mereka. Kita harus berdiri di belakang pra korban. Tak ada jalan lain.”

Beberapa waktu lalu saya membaca di koran. Seorang pengamat bilang bahwa kejahatan seksual senantiasa dilakukan secara senyap. Saya cenderung setuju dengan itu. Memang ada beberapa yang naik ke permukaan. Tetapi kebanyakan korban butuh waktu lama untuk bicara. Itu yang bicara, belum lagi mereka-mereka yang memilih jalan menutup rapat sembari menelan trauma berkepanjangan.

Tetapi jika saya harus kembali pada judul cerita ini, predator, kok kesannya hanya dapat sensasi seremnya saja. Sementara unsur hinanya belum tepat. Oleh karenanya saya minta bantuan salah satu teman. Teman saya ini kuliah di jurusan bahasa. Saya pikir dia memiliki nama yang pas buat pelaku kejahatan seksual.

“Predator memang lunak. Aku setuju antum. Manusia tak bisa saja dianggap seperti binatang. Itu tidak adil bagi binatang. Binatang memangsa hewan lainnya bukan karena ada unsur kejahatan, tetapi demikianlah. Seperti manusia mengunyah ayam goreng. Kan tidak serta merta itu kejahatan.”

Setelah lama berpikir, teman saya itu tiba pada jawaban yang saya inginkan.

“Aku pikir nama yang harus dilekatkan pada orang-orang bejat itu memang bukan predator. Ya ya nama itu aku pikir bagus jika menjadi headline berita. Nama itu adalah iblis.”


Sidoarjo
15/7/2022
dihibur musik yang bikin emosi

*Penulis merupakan salah satu guru di SMA Khadijah Surabaya yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia

pict: Beritatagar.id

1,326 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *