#PilihKhadijah

Rantau Bagian Dua

Oleh: Nabila Ahda Gina Rahmatiyah

Tiga tahun di Mojokerto sudah cukup bagi Ahda. Ia merindukan bagaimana ia biasa diantar jemput saat ia masih di bangku SD. Atau alasan lebih validnya adalah Ahda menginginkan kuantitas waktu bersama keluarganya lebih banyak. Terlebih ia baru saja menjadi kakak lagi untuk adiknya yang baru saja lahir.

Orang tuanya menjanjikan satu hal pada Ahda. Ahda dibebaskan untuk memilih SMA-nya setelah lulus dari SMP nya yang berbasis boarding school. Walaupun ketentuan utama dari yayasan SMP nya adalah belajar full 6 tahun, dengan kendala internal yang terjadi memudahkan Ahda untuk keluar dari pondoknya itu.

“Mau sekolah dimana, Mbak?” pertanyaan dari ayahnya tepat setelah Ahda selesai boyongan dari Mojokerto.

“SMANSA Sampang aja. Ngga usah jauh – jauh” jawab Ahda simple.

Realitanya tidak terjadi. Ayahnya menggunakan kekuatan berkata dalam keputusan Ahda memilih SMA. Dengan alasan ‘sayang sudah belajar jauh’ mampu melunakkan hati Ahda. Dan untuk kedua kalinya, Ahda memilih sekolah atas rujukan orang tuanya.

Terpilih SMA Khadijah Surabaya. Jaraknya lebih diterima ketimbang Manba’ul Qur’an, SMP Ahda. Asrama putri yang mengurangi kecemasan orang tua Ahda mengenai tempat tinggal putrinya. Dan alasan yang paling bisa dijadikan patokan adalah Mbak Fara yang merupakan alumni SMA Khadijah.

Dimulailah cerita rantau Ahda bagian dua. Kembali menghadapi dengan yang namanya adaptasi.

Di Kamar – Mendengarkan ASMR Cafe Vlog

(20/01/2021)

*Penulis merupakan klan Elfastco – Ros3

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *