Buku

Resensi: Mantappu Jiwa, Pantang Menyerah Meraih Mimpi Terindah

Source: Google

Mantappu Jiwa adalah novel yang berisi kumpulan cerita Jerome Polin meraih beasiswa kuliah full ke luar negeri yang telah diimpi-impikannya sejak dulu. Siapakah Jerome Polin itu? Jerome Polin adalah seorang YouTuber asal Indonesia yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Waseda, Jepang. Jerome Polin mulai dikenal oleh masyarakat setelah dirinya memulai kanal YouTube dengan nama Nihongo Mantappu yang membagikan konten edukasi serta hiburan.

Buku Mantappu Jiwa ini terbit pada tahun 2019, dan sudah terjual sebanyak 20 ribu eksemplar setelah sebulan terbit. Pastinya, total eksemplar buku Mantappu Jiwa yang telah terjual saat ini sudah semakin bertambah lagi.

Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Jerome Polin sejak ia baru lahir ke dunia, sampai akhirnya dia berhasil menjadi mahasiswa di universitas Jepang dengan jalur beasiswa. Perjalanannya untuk meraih impiannya pun tidaklah mudah. Bahkan, ketika Jerome lahir pada 2 Mei 1998 di Jakarta, kondisi kota kelahirannya itu sedang dilanda kerusuhan. Dan setelah Jerome lahir pun, ia tidak mendapatkan kebutuhan gizi yang cukup dikarenakan krisis moneter dan kondisi perekonomian keluarganya yang terbatas.

Melewati masa krisis itu, keluarga Jerome pindah ke Surabaya pada tahun 2004. Dan dari sinilah, mimpi Jerome untuk meraih beasiswa kuliah full ke luar negeri muncul. Saat SD, Jerome merasa iri dengan teman-teman sebayanya. Teman sebayanya berasal dari keluarga yang kaya, mereka bisa berlibur ke luar negeri tiap tahunnya, datang ke sekolah dengan mobil mewah, mereka bisa mengikuti kursus tambahan di luar sekolah, dan lain-lainnya. Mereka memiliki semua yang Jerome kecil inginkan. Namun, keinginan itu tidak bisa dikabulkan orang tua Jerome pada saat itu karena kondisi ekonomi mereka yang masih kurang baik. Walau kecewa, Jerome tidak menyerah dan terus mencari-cari cara agar bisa pergi serta tinggal di luar negeri untuk waktu yang cukup lama. Dan dari sanalah Jerome bermimpi untuk kuliah di luar negeri.

Tidak berhenti di situ, sewaktu SMP, Jerome melakukan riset yang lebih dalam tentang beasiswa kuliah di luar negeri setelah ia mulai memahami kondisi ekonomi keluarganya yang tidak bisa membiayainya untuk kuliah di luar negeri. Lalu, saat duduk di bangku SMA, barulah ia memulai usaha mengejar mimpinya tersebut. Jerome jadi semakin sering latihan mengerjakan soal matematika, aktif di kegiatan luar sekolah, mengikuti berbagai olimpiade, dan lain-lain.

Setelah melalui berbagai persiapan dan lika-liku, tibalah hari di mana Jerome akan mengikuti tes masuk Nanyang Technological University Singapore (NTU Singapore). Walau bagi Jerome tes masuknya sangatlah susah, namun kenyataannya ia berhasil diterima di NTU Singapore. Hanya saja, pihak universitas tidak menawarkan beasiswa untuk Jerome. Maka dengan amat terpaksa, Jerome harus melepaskan NTU Singapore karena orang tuanya tidak akan sanggup membiayai kuliahnya di sana.

Setelah kejadian itu, Jerome benar-benar terpukul. Ia bahkan sudah membulatkan tekad untuk mempersiapkan studi di dalam negeri saja. Sampai pada suatu hari di bulan Februari tahun 2016, Ian, kakak Jerome, memberitahukan informasi tentang pembukaan pendaftaran beasiswa Mitsui Bussan untuk siswa-siswi Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Jepang. Tanpa basa-basi lagi, Jerome langsung melakukan riset tentang beasiswa Mitsui Bussan ini, lalu setelah mendapatkan informasi yang cukup ia langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti tes yang diadakan. Jerome yang awalnya berada di ambang keputusasaan menjadi semangat kembali. Walau setelah melakukan pendaftaran Jerome mengetahui bahwa yang akan jadi penerima beasiswa hanyalah 2 orang dari 1000 orang, semangatnya justru semakin membara.

Hari-hari berlalu setelah Jerome mengikuti tes beasiswa Mitsui Bussan yang sangat melelahkan. Maka untuk menghibur Jerome yang sudah bekerja keras selama ini, keluarga Jerome mengajaknya untuk berlibur ke Malang. Dan di Malang lah, Jerome mendapatkan panggilan telepon yang menyatakan bahwa dirinya menjadi salah satu dari dua orang yang menerima beasiswa Mitsui Bussan itu. Jerome dan keluarga menangis bahagia mendengar kabar tersebut.

Perjalanan Jerome tentu tidak berhenti sampai situ saja. Ia masih harus menghadapi pelatihan bahasa Jepang selama 1 bulan singkatnya, mengalami culture shock saat di Jepang, mengatasi rasa kejenuhannya terhadap matematika, dan masih banyak lagi. Namun, semua itu dapat Jerome atasi dengan rasa percaya diri, kegigihan, dan keberanian untuk mengeksplor bidang non-akademik lainnya, tidak hanya berfokus pada bidang akademik saja. Bahkan hingga saat ini, Jerome Polin masih menjadi inspirasi bagi seluruh pelajar di Indonesia atas kegigihannya.

Buku ini dikemas dengan sangat rapi. Kata-kata yang digunakan bukanlah bahasa baku, jadi lebih mudah dibaca khususnya untuk anak-anak di zaman sekarang. Ilustrasi yang berwarna-warni di setiap halamannya membuat kita tidak mudah bosan saat membaca buku ini. Tak hanya tampilannya, kita juga bisa mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran dari buku ini, terutama bagi para pelajar di Indonesia. (Edna Prita Azalea)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *