#PilihKhadijah

Culture Shock

Oleh: Keysha Rahmah Rizkiya

Awal mula masuk SMA Khadijah adalah ketika saya gagal masuk SMA Negeri karena variabel zonasi. Sedih rasanya tidak bisa bertemu teman dekat SMP, tapi satu sisi saya bersyukur masuk ke Khadijah. Akan saya ungkap kenapa saya memutuskan untuk sekolah di SMA Khadijah.

Di bab sebelumnya saya bercerita jika saya tersingkir karena variabel zonasi. Tada! Saya masuk SMA yang ternyata ‘ini tipe sekolah saya banget’. Ketika itu bapak bertanya kemana saya meneruskan pendidikan SMA, karena saya sudah pasrah saya memutuskan untuk biar saja bapak yang memilih. Ya, SMA Khadijah.

Memang butuh penyesuaian untuk saya memahami kurikulum di sekolah. Perlahan saya mencoba untuk sabar dan melihat apakah saya cocok di sekolah ini. Perbedaan latar belakang pelajaran saya alami, ketika SMP bisa dibilang di kekang untuk tidak terlalu bersosialisasi berlebihan dengan lawan jenis. Dan ketika SMP saya asing sekali dengan sholawat yang biasanya orang-orang NU lantunkan, dan itu menjadi perjuangan saya untuk mencoba bertahan dan mencoba mempelajari. Bisa dibilang saya ‘culture shock’, ketika SMP kegiatan sholat satu mushola diisi seluruhnya siswi dan shaf sholat sangat rapi, namun ketika di SMA ini yang membuat saya kaget sekaligus dilema, satu aula diisi siswa dan siswi tanpa sekat penghalang lalu shaf tidak rapat.

Sempat rasanya saya ingin pindah sekolah, karena perbedaan budaya sekolah yang membuat saya kaget dan ketakutan, teman-teman yang saya kenal masih sedikit dan itupun tidak terlalu dekat. Saya masih ingat mengambil cuti satu minggu untuk memulihkan mental saya. Sekarang kalau diingat rasanya saya dulu pengecut sekali, tidak mau keluar dari zona nyaman dan lemah.

Namun setelah saya membuka diri, mulai menerima berteman dengan teman-teman, memahami kurikulum dan budaya di Khadijah, saya jadi memaklumi dan menghargai budaya disini. Saya jadi paham jika dunia tidak hanya disatu tempat, saya harus keluar dari zona nyaman saya untuk melihat dunia yang lain. Saya berterima kasih untuk itu. Pada akhirnya saya bertemu dengan orang-orang hebat yang tidak pernah saya temui sebelumnya, saya memiliki guru-guru hebat yang peduli pada saya, sekaligus teman-teman yang mau menerima saya. Terima kasih, Khadijah.

Lagi-lagi terdengar suara petir

7 Januari 2021

*Penulis merupakan klan Elfastco – Ifasy

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *