Turcham.com – Tafana Fadhillah Laili, alumni SMA Khadijah yang lulus pada tahun 2018, ia lolos seleksi di Kedokteran Univeristas Airlangga Surabaya melalui jalur SNMPTN 2018. Perempuan yang akrab dipanggil Tafana ini sudah berada di tahap preklinik, yang artinya ia sudah menempuh pendidikan di kampusnya selama 3,5 tahun (7 semester).
Hal yang membuat ia tertarik adalah saat ia merasa bahwa jurusan Kedokteran ini adalah jurusan yang cukup bergengsi. Setelah belajar selama 3,5 tahun, Tafana menjadi mengerti banyak ilmu pengetahuan yang membuat semakin terpukau dengan kekuasaan Allah yang memiliki kemampuan untuk menciptakan manusia secara detail.
Selama berkuliah, perempuan kelahiran 25 Mei 2001 itu sudah mampu menunjukan prestasi terbaiknya di bidang akademik. Ia mendapatkan IPK 3,63 di penilaian semesternya
Sedari kecil ia memang ingin menjadi seorang dokter, lalu menuliskannya di buku kenangannya ketika ia masih di taman kanak-kanak. Dan mungkin mukjizat dari segala doa, kini cita-citanya sebagai seorang dokter akan terwujud.
Selama menempuh pendidikannya, ia semakin paham, bahwa menjadi seorang dokter itu tidak hanya butuh soal kepandaian, namun diperlukan juga rasa empati, etika, dan jiwa sosial yang tinggi.
Setiap orang pasti pernah merasakan demotivasi (tidak ada gairah di dalam diri untuk melakukan sesuatu, alias kebalikan dari motivasi). Tafana juga sempat merasakan, ia anggap wajar saat merasa kehilangan motivasinya. Untuk bisa mendapatkan semangatnya kembali, Tafana menjadikan cita-citanya sebagai motivasi agar ia dapat berlari lagi untuk meraih mimpinya.
“Jadi, kalau tidak belajar ya resikonya tidak akan bisa menjadi dokter. Apalagi dokter itu long life learning, akan terus belajar seumur hidup dengan berkembangnya pengetahuan di dunia kesehatan. Mau ga mau ya harus dilakuin.” Katanya, melalui via WhatsApp pada redaksi.
Tafana pun bercerita, awalnya ia terkejut karena cara belajar saat memasuki dunia perkuliahan itu berbeda dengan saat ia masih di jenjang SMA. Waktunya menjadi padat, ia akhrinya merasa harus bisa mengatur waktunya agar dapat beradaptasi, ia pun memegang prisnsip “go with the flow” yang artinya “biarkan berjalan dengan arus”.
Diakhir wawancara, Tafana perpesan kepada kita semua agar selalu bersemangat untuk meraih mimpi setinggi langit, “Semangat terus buat adek-adek, ga ada yang namanya mimpi terlalu tinggi, justru kalau terlalu gampang dicapai perlu dipertanyakan. Sedikit tips, mungkin bisa lakuin amalan apapun yang adek-adek nyaman dengan istiqomah, insyaAllah membantu langkahnya.” pesan Tafana melalui redaksi pada hari Jumat (12/11). (nin)