Oleh: Penyair Amatir
Dan terjadi lagi / kisah lama yang terulang kembali
Penggalan lirik Separuh Aku tersebut sepertinya relevan untuk situasi kini. Setelah merayakan PTM 100%, dan tentu saja mulai nyaman karenanya, kita harus mundur sejenak. Dengan melejitnya Omicron, serta beberapa kejadian “penting”, pembelajaran daring penuh kembali berulang.
Kecewa? Pasti. Tapi sewajarnya saja. Karena memang kita hidup di masa pandemi. Kesehatan dan keselamatan warga sekolah tetap berada di urutan teratas. Jadi jika kembali dan kembali kasus aktif covid melonjak, daring menjadi alternatif utama.
Dunia tak lagi sama. Begitu banyak pakar memberikan semacam catatan penting tentang pandemi. Oleh karenanya diperluas cara-cara yang juga ekstra untuk menyiasatinya.
Adaptasi dan Perubahan
It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is most adaptable to change. Begitu Mbah Darwin berujar.
Setidaknya ada beberapa kata kunci: bertahan, adaptasi, dan perubahan. Ringkasnya, untuk bisa bertahan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Ketika harus kembali dengan daring (perubahan), sebagai siswa harus cepat beradaptasi dengannya. Mengambil sikap yang persis sama dengan apa yang dilakukan saat PTM.
Ketika menghadapi layar zoom untuk doa pagi, sudah mandi dan wangi. Tepat waktu Berseragam dengan semangat menyambut wawasan akan ilmu baru. Kemampuan adaptasi yang cepat akan membuat pilihan-pilihan menjadi lebih benderang.
Bayangkan pula jika adaptasimu dalam situasi di atas memburuk. Maka secara tidak langsung kita akan berada di ambang “kepunahan”. Tidak berkembang dalam kompetisi yang panjang. Yang merebutkan impian megah di masa depan.
Mari untuk senantiasa menjadi pribadi yang terus menjaga konsistensi dan kreasi dalam menghadapi perubahan. Caranya? Memiliki kemampuan untuk belajar hal baru, terbuka pada umpan balik (saran dan kritik), dan terus memperbaiki diri.
Tentu saja ini bukan tentang kemampuan. Tapi kemauan kita dalam menjalaninya. Merdeka!
13/2/22 | Di antara dua dunia
*Penulis merupakan pengajar di SMA Khadijah
Gambar: pinterest.com
878 total views, 2 views today