Pulang

Menghirup Aroma September

Oleh: Penyair Amatir

Di ujung kemarau panjang yang gersang dan menyakitkan, kau datang menghantar berjuta kesejukan. Begitu kutipan lirik lagu legendaris yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata. Lagu yang diciptakan oleh James Sundakhh ini judulnya September Ceria (SC) . Saya tidak yakin murid-murid saya familiar dengan lagu jadul ini. Tapi saya yakin, orang tua mereka pasti punya kenangan tersendiri dengan SC.

Di ujung kemarau, berarti musim akan berganti. Karena negara kita tropis, maka ya musim hujan. Bukan musim gugur seperti tim basket kita. Heuehu.

Menurut BMKG, musim penghujan di negara ini akan tiba bulan ini dan puncaknya di Desember. Tentu saja sebelum ini, selama pandemi, tidak peduli apa musimnya, pembelajaran via zoom tak bisa dikenai pasal sedia payung sebelum hujan.

Kondisi yang berbeda saat ini. Pembelajaran sudah tatap muka di sekolah. Jika musim hujan benar-benar tiba, maka banyak hal ekstra yang harus kita siapkan. Mulai payung, mantel, multi vitamin hingga kesabaran (meluapnya air dengan kemacetannya – menunggu jemputan yang terkendala hujan dst).

Namun demikian, September dalam SC bukan “Sadtember”. Tetapi bulan yang “menghantar berjuta keceriaan” alias September ceria. Rona kebahagiaan jelas terlukis dalam lirik lagu itu. Seperti bagaimana saya mencintai bau tanah pada hujan pertama di musim penghujan. Menyegarkannya tiada tara.

September di kalender sekolah juga tak kalah pentingnya. Ada event rutin bernama Penilaian Tengah Semester (PTS). Yang menyedihkan kalau kita lewati dengan biasa-biasa saja. PTS setidaknya merupakan medan untuk mengukur kemampuan kognitif dari pembelajaran yang didapat selama ini. Di sini kita harus sediakan alat bernama ‘kefokusan maksimal’.

Tatkala butiran hujan mengusik impian semu Kau hadir disini dibatas kerinduanku Kasih Kau singkap tirai kabut di hatiku Kau isi harapan baru untuk menyongsong Masa depan bersama

SC memang sebuah kisah romansa yang manis antara ‘aku dan kau’ . Di sana ada cinta dan optimisme menyambut hari esok (baca: masa depan). Dua poin ini menarik untuk kita jadikan pijakan dalam menjalani hidup. Cinta dan optimisme, seperti yang dikatakan Ghina dalam tulisan “Pikiran-Pikiran yang Menentukan Kekuatan” sangat menentukan tindakan kita. Apakah kita akan mengendalikan pikiran atau malah dikendalikan olehnya. Ketika perasaan dan pikiran selaras positif, maka tindakan juga akan selaras pula.

Semoga bulan ini semangat kita dalam menjalani hari-hari panjang di sekolah terus tumbuh. Begitu juga optimisme untuk menyambut hari depan yang gemilang terus bertunas. Mengutip slogannya ldks OSIS: build better, be the great leader.

Ketika memulai pembelajaran saya selalu mengawali dengan kutipan kita. Sebuah catatan singkat tentang apa saja yang membangkitkan semangat. Suatu waktu saya menuliskan di salindia (presentasi): Jangan pernah lelah belajarmu saat ini, karena lelahmu saat ini adalah senyum dan kebahagiaan keluarga kecilmu di masa depan.

Terakhir, Yuk kita nyanyi bersama-sama dengan gembira. /September ceria/September ceria/September ceria milik kita bersama. Hokya!

Prambon 4/9/2022 Menghirup hari kerja

*Penulis merupakan penyair yang mengisi waktu luangnya dengan mengajar di SMAKH

1,338 total views, 6 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *