Turcham.com – Setiap tahun, penyaringan penerimaan perguruan tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) semakin kompetitif.
Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, jalur penerimaan Perguruan Tinggi Negeri tidak ada yang berubah. Yaitu dengan Seleksi Mandiri, Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Tak heran jika sebagian besar sosial media para teman-teman pelajar ramai dengan berbagai macam kegiatan yang mereka partisipasi dan promosikan, terutama di masa pandemi ini.
Sedangkan sebagian lainnya menghilang sementara saking sibuknya dengan studi dan kerja keras untuk tes UTBK yang akan mereka hadapi. Hal ini juga dialami oleh salah satu alumnus SMA Khadijah kita, Hasan Fu’adi, yang lolos SBMPTN di salah satu universitas negeri ternama.
Laki-laki kelahiran 20 Juni 2003 ini, Muhammad Hasan Fu’adi, adalah seorang freshgraduate SMA Khadijah Surabaya tahun 2021. Ia lolos dalam seleksi SBMPTN di Universitas Airlangga Surabaya, jurusan Akuntansi. Kini, ia mengaku masih free karena sedang menunggu kabar dari pihak universitas mengenai kegiatan yang akan ia lakukan kedepannya.
Bagi Hasan, motivasinya untuk belajar adalah membanggakan orangtuanya dengan memberikan bukti dari apa saja yang sudah ia lalui dan lakukan untuk mencapai titik ini. Ketika melihat seseorang yang mampu menunjukkan perubahan yang baik atau dapat diibaratkan menjadi seorang juara, ia mengaku merasa malu pada dirinya dan hal itu mendorongnya untuk berusaha lebih.
Pertanyaan mengenai metode belajar yang ia lakukan mendapat respon yang menarik. Teknik Pomodoro adalah salah satu metode belajar yang sedang ia gunakan. Belajar dengan teknik pomodoro berarti menentukan berapa lama belajar akan dilakukan dan diselingi dengan waktu istirahat yang juga sudah ditentukan, lalu diterapkan berulang kali.
Hasan melakukan teknik pomodoro 20-10, dimana ia akan belajar selama 20 menit dan istirahat selama 10 menit, lalu diulangi hingga waktu belajarnya selesai. Dengan begitu, penyerapan materi yang dipelajari akan menjadi lebih maksimal dan otak tidak capek ketika di-marathon berjam-jam.
Tips lain yang ia berikan mengenai cara belajar adalah untuk tidak malu bertanya. Menurut Hasan, dalam masa pandemi seperti ini lebih sulit untuk memahami materi yang diberikan guru saat sekolah.
“Kalo belajar muluu tapi malu bertanya yaa kurang efektif menurutku,” ungkap Hasan via WhatsApp pada redaksi.
Maka dari itu, menurut Hasan, keaktifan untuk berinteraksi dengan teman dan guru di tempat les maupun di sekolah menjadi salah satu poin penting yang harus diterapkan untuk menyusul ketertinggalan materi dan berita yang dipelajari di sekolah. (qis)