Informasi Sekolah

Misi Akhir Teatrikal VEN2ZION: Merajut Karya, Sejuta Cerita

Sajak puisi bertalu-talu dikumandangkan para siswa kelas 11 SMADIJAH. Dengan kolaborasi, Klan VEN2ZION menyulap Laboratorium Seni, Budaya, dan Film (LSBF) menjadi sebuah panggung pertunjukkan drama teatrikal puisi juga bagian dari tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 11.

Berlangsung pada (10/05), mari kita intip persembahan Klan VEN2ZION dalam berdialog dan berlakon dalam pensi ini!

Merangkai Energi, Menyatukan Aksi

Di balik gemerlap panggung yang spektakuler, kegiatan ini punya tujuan edukatif yang dalam. “Siswa tidak hanya belajar tampil dan menghafal puisi, tapi juga bersinergi dalam tim besar, tampil percaya diri, dan saling mengapresiasi karya teman-temannya,” ujar Rahmatullah Zein, guru pengampu Bahasa Indonesia kelas 11 SMA Khadijah.

Konsep kolaboratif ini membawa angkatan VEN2ZION pada pengalaman yang lebih besar. Tidak lagi terbatas pada kelas masing-masing, mereka bersinergi dalam skala lebih luas dalam satu pertunjukan kolektif yang profesional. Selain memperkaya pengalaman pentas, metode ini juga efisien. “Penilaian bisa dilakukan sekaligus, dan acara ini menjadi wadah menampilkan kreativitas angkatan secara menyeluruh,” imbuhnya.

Dedikasi di Balik Tirai, Warna di Atas Panggung

Pementasan drama teatrikal puisi bukan sekadar ajang pertunjukan, melainkan ruang ekspresi yang merayakan proses panjang dari ide hingga panggung. Tak hanya sekadar membaca, mereka memvisualisasikannya lewat gerak, ekspresi, kostum, properti, dan riasan. Tak heran jika suasana panggung dipenuhi warna-warni gaya, gagasan, dan pesan yang mampu menyentuh penonton. Persiapan teknis pun tak luput dari tantangan.

Salah satunya soal lampu sorot utama LSBF yang awalnya direncanakan untuk mendukung tata cahaya pementasan. Meskipun kondisi lampu tidak sepenuhnya stabil saat dinyalakan namun masih bisa digunakan siswa berlatih. Sayangnya, di hari penampilan, lampu tersebut dinyatakan tidak boleh digunakan karena alasan teknis, meskipun sudah sempat menyala di hari sebelumnya.

Alhasil, improvisasi tata cahaya muncul. Dengan menggunakan tiga unit lampu milik Redaksi Turcham Media, cahaya itu menjadi penyelamat panggung di tengah keterbatasan. Perjuangan senyap ini mungkin tak selalu tampak di permukaan namun momen berimprovisasi merupakan bukti kuat dedikasi siswa dan guru untuk penampilan spesial ini.

Beberapa puisi yang dibawakan Klan VEN2ZION, yakni:

XI-1: Sajak Rajawali (karya: W.S Rendra)

XI-2: Barangkali Karena Bulan (karya: W.S. Rendra)

XI-3: Sajak Orang Lapar (karya: W.S Rendra)

XI-4: Diponegoro (Karya: Chairil Anwar)

XI-5: Suara Malam (Karya: Chairil Anwar)

XI-6: Kesabaran (Karya: Chairil Anwar)

Apresiasi untuk Semua Peran

Sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras para siswa, diberikan beberapa predikat terbaik dalam berbagai kategori:

  • 🎭 Penampilan Terbaik: XI-2 – “Barangkali Karena Bulan (karya: W.S. Rendra)
  • 👗 Kostum Terbaik: XI-1 – “Sajak Rajawali (karya: W.S. Rendra)
  • 💄 Tata Rias Terbaik: XI-3 – “Sajak Orang Lapar (karya: W.S. Rendra)
  • 🛠️ Properti Terbaik: XI-4 – “Diponegoro (Karya: Chairil Anwar)

Agenda ini berhasil menutup tugas akhir Bahasa Indonesia dengan cara yang menarik. Tidak hanya mendalami puisi, siswa juga belajar kerja tim, manajemen waktu, komunikasi, dan cara mengekspresikan diri melalui seni terutama drama dan puisi.

Bagi Ella, dari kelas XI-1, dia tidak berekspektasi akan mendapat predikat Kostum Terbaik “Kaget dan sueneng banget pastinya, karena aku dan temen-temen gak berekspektasi banyak di penampilan kita. Kita bersyukur, usaha buat bikin kostum rajawali yang bulu harus ditempel satu-satu bisa ngasih predikat ini,” ungkapnya. 

Menurut Novriska, peraih penghargaan Tata Rias Terbaik, hal paling penting dalam make up aktor XI-3 dalam pementasan adalah memahami makna puisi yang dipentaskan “Tujuannya bukan sekadar ‘bagus’, tapi sesuai makna puisi,” tuturnya.

Apresiasi ini bukan berbicara tentang siapa yang ‘menang’, tetapi bagaimana seluruh angkatan bisa tumbuh bersama

“Apresiasi merupakan cara menghargai keragaman bakat siswa. Tidak hanya fokus pada “pemenang umum” tetapi juga keunikan kontribusi tiap kelompok/individu.” Terang Pak Rahmat.

363 total views, 6 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *