Source: Pinterest
Oleh: Edna Prita Azalea
Sejak SD, aku bersekolah di sekolah umum. Belajar dan bermain bersama dengan teman-teman yang memiliki keyakinan yang berbeda denganku. Pelajaran sekolahnya pun hanya berfokus pada pendidikan umum saja, pendidikan agamanya hanya ada satu mata pelajaran, sudah begitu jam pelajarannya hanya seminggu sekali pula. Oleh sebab itu, pengetahuanku tentang agama masih terbilang sangat kurang.
Sampai pada akhirnya, sebulan yang lalu, pada hari pertama aku memulai kegiatan belajar sebagai siswi di SMA Khadijah Surabaya, sekolah bernuansa Islam, aku merasakan perbedaan yang membuatku cukup shock.
Pelajaran agama yang diberikan lebih beragam dan lebih spesifik. Materi-materinya sering membuatku bingung dan sedikit kesusahan untuk menyusul teman-temanku yang lain yang berasal dari sekolah bernuansa Islam.
Bahkan terkadang nama-nama dari setiap mata pelajaran agamanya membuatku bingung, “Ini pelajaran tentang apa?” SKI, Fiqih, Bahasa Arab, Matrikulasi Agama. Nama-nama itu masih terdengar asing bagiku.
Semua pelajaran dan tugas mata pelajaran tersebut kuikuti dan kukerjakan semampuku, walau sejujurnya aku masih sangat kebingungan. Ditambah lagi, cara guru-guru yang mengajar pendidikan agama itu membuatku agak bosan dan mengantuk saat melakukan kelas daring.
Benar-benar kacau jika sudah begini.
Pelajaran-pelajaran yang sangat “baru” bagiku ini juga terkadang membuat diriku khawatir.
“Kira-kira, aku bisa nggak ya terbiasa dengan semua ini?”; “Bisa nggak ya aku paham dengan pelajarannya?”; dan masih banyak lagi kekhawatiran yang membuat tidurku jadi tidak nyenyak.
Tapi aku terus berusaha untuk selalu berpikir positif bahwa aku pasti akan terbiasa dan dapat memahami materi-materi ini.
Memang susah, memang melelahkan, tetapi setiap halnya butuh waktu, kan? Lagipula, dengan mata pelajaran yang lebih spesifik ini, aku yakin ilmu agamaku akan semakin luas.
Harapanku ke depannya adalah semoga para guru di SMA Khadijah Surabaya selalu diberi ide-ide kreatif untuk mengembangkan cara mengajar mereka agar jadi lebih unik dan murid-muridnya pun jadi lebih antusias mengikuti pelajaran.
Semangat untuk kita semua yang harus melewati hari-hari yang jenuh dan melelahkan di depan laptop/smartphone/tablet. Terima kasih banyak untuk bapak-ibu guru yang selalu bekerja keras mengajar kami di tengah pandemi ini. Sehat selalu!
-Penulis merupakan siswa kelas X yang masih kesulitan menyesuaikan diri dengan pembelajaran di sekolah bernuansa Islam