Oleh: Amanda Sahilya
SMA Khadijah, sebenarnya bukan sekolah yang aku tuju setelah lulus SMP. Aku anak mutasi di SMA Khadijah ini. Awalnya aku adalah anak pondokan. Niatku sebenarnya untuk menghafalkan Quran.
Setahun ku lalui, banyak tangis ku curahkan. Belum genap setahun, aku merasa tidak kerasan untuk menjadi anak pondokan. Niatku goyah. Rindu menggebu-gebu. Hati bergejolak ingin kembali ke rumah. Tangis tiap mingguku berikan kepada mamaku. Pintaan untuk boyong aku berikan kepada mamaku. Semakin yakin untuk boyong saat mengetahui teman sepermainanku saat SMP juga boyong dan memutuskan kembali ke Khadijah.
Tidak mau ketinggalan, aku desak mamaku untuk memboyongku kembali dan mendaftarkan ke Khadijah. Kelas 11 aku telah bebas dari tangisan, kerinduan, dan kesedihan.
Aku semakin mencintai Khadijah, aku lebih mengerti pada akhirnya bahwa Khadijah adalah rumahku sebenarnya. Tempat yang akhirnya menjadi masa putih abu-abuku berlangsung. Tempat riang gembira penuh kecintaan itu tumbuh.
17 Oktober 2019 | Ngelantur dikit, ngantuk boz
*Penulis merupakan klan Marvelius – Saestu
455 total views, 2 views today