Cerpen

Jihan, Dhira, dan Idolanya

Oleh : Riska Dwi Andini

Pagi yang cukup melelahkan bagi penghuni kelas 10-4. Sebab, tiga jam pertama mereka diisi oleh pelajaran kimia. Tampak dari wajah mereka yang berusaha untuk tetap fokus dalam memerhatikan sang guru. Begitu juga dengan dua sahabat ini.

“Jihan, Jihan! Ada crush lo tuh!” bisik Dhira kepada Jihan dengan heboh.

Jihan yang sedang belajar mendadak mencari keberadaan crush-nya. Dan tampak sekelompok laki-laki dari berbagai kelas yang mana salah satu dari mereka adalah orang yang disukai oleh Jihan.

“Aaaa Kiky ganteng banget gila!” heboh Jihan dengan suara kecil, karena kelas mereka masih ada pelajaran.

“Ganteng Habis tau!” sahut Dhira tak terima.

“Jihan, Nadhira, kalian kenapa?” tanya Bu Amel heran. Karena melihat kedua muridnya itu heboh dengan santainya.

“Pasti gara-gara si Kaka ama temennya lewat itu!” seru Nadya setengah nyindir.

“Eh, apa sih, Nad? Enggak kok…” balas Dhira mengelak.

“Iya, kita nggak papa kok, Bu” sambung Jihan.

“Ya sudah, kalau gitu fokus dengan pelajaran!” tegur bu Amel. Kedua gadis itu hanya bisa menggumam.

Tiga puluh menit berlalu, kini saatnya istirahat… Jihan dan Dhira berjalan menuju kantin dan tak sengaja berpapasan dengan Kaka dan teman-temannya.

“Halo Dhira, Jihan… Mau ke kantin bareng nggak?” tanya Tegar, salah satu teman Kaka berbasa-basi.

Dhira yang udah salting duluan bingung mau jawab apa. Dan Jihan lah yang menjawab. “Kalo kalian nggak keberatan sih, ayo.”

“Ya udah ayo. Ditraktir Zaky nih,” kata Tegar yang diprotes oleh Zaky.
“Eh enak aja lo. Duit gue lagi menipis tau nggak?”

“Sekali-kali lah lo traktir kita. Yang lain udah pernah traktir kita, tinggal lo aja yang belom,” balas Tegar tak terima jika harus membayar makanan kantin sendiri-sendiri.

“Betul itu, Cuma lo yang belum pernah traktir kita,” sambung Kiky.

“Ayo lah, Zak. Lo kan ketua kelas 10-2 yang baik hati dan tidak sombong. Rajin kas pula,” rayu Nabil.

Karena merasa dipojokkan, akhirnya Zaky menyetujui saran Tegar untuk mentraktir temannya yang akhlakless itu. Tentunya Dhira dan Jihan ikut ditraktir Zaky atas ajakan Tegar.

Zaky, Kaka, Tegar, Kiky, Nabil, Habil, dan juga Iqbal memang sangat terkenal di SMA Fiesta. Karena mereka adalah pemain timnas sepak bola u-16 yang baru saja menjuarai piala AFF 2022.

Nama mereka langsung famous terutama di kalangan perempuan. Berbakat itu harus, tapi tampan itu bonus. Seperti itu lah mereka. Kakak kelas mereka juga seperti itu kok, ada Marselino, Hokky, Dimas, Cahya , Rabbani, Ferarri, dan Nico.

Tak terkecuali Jihan dan Dhira, yang merupakan fans dari Kiky dan Habil. Bahkan banyak sekali siswi yang sering confess alias menyatakan perasaan mereka kepada ketujuh siswa berprestasi tersebut. Tapi semua ditolak secara halus.

***

Besok paginya, di kelas 10-4 yang tak lain adalah kelas Jihan dan Dhira. Kelas mereka diawali dengan pelajaran fisika yang mana sangat jarang terjadi Pak Yahya terlambat masuk kelas.

“Eh, Pak Yahya ke mana nih? Tumben banget telat masuk,” tanya Faizal.

“Bener banget, Jal. Jangan-jangan jamkos nih?” sahut Ferdi.

“Hush, ga boleh gitu. Kita tuh harusnya berharap semoga pak Yahya lagi izin dan nggak ngasih tugas ke kita!” kata Hafidz yang disoraki satu kelas.

Tak lama datang lah Jasmine dengan panik. “Woi ada Pak Yahya, ada pak Yahya!” serunya.

Sontak satu kelas langsung duduk di tempat masing-masing dan diam. Kemudian Pak Yahya datang bersama dengan seorang laki-laki berseragam seperti mereka, yang bisa ditebak adalah anak baru.

“Selamat pagi semua. Hari ini kalian punya teman baru, dari luar negeri lagi,” sapa Pak Yahya.

Jihan dan Dhira yang melihat siapa murid baru itu langsung terkejut. Mereka mau teriak, tapi ada pak Yahya dan harus jaga image di depan anak baru.

“Dhira… Dia itu temennya Kiky waktu di timnas kan?” bisik Jihan tak percaya.

“Iya, Han, bener… si kulkas sepuluh pintu. Dia sekolah di sini dan satu kelas ama kita!” balas Dhira menahan diri untuk tidak kelepasan teriak.

“Halo semua, nama saya Ji Dabin. Dari Depok, salam kenal,” kata anak baru yang bernama Ji Dabin.

“TUH KAN BENER!” Teriakan Dhira membuat seluruh perhatian kelas 10-4 tertuju padanya.

“Santai, Dhir. Jaga image lah di depan anak baru,” ingat Ifah.

“Mau tanya buat Dabin. Lo orang Korea kan?” Pertanyaan dari Dhira dibalas dengan anggukan oleh Dabin.

“Dan lo salah satu pemain timnas u-16, kaya Zaky, Kaka, Habil, Nabil, Kiky, Iqbal, ama Tegar kan?” sambung Dhira.

“Kok tahu? Suka nonton bola ya?” tanya balik Dabin yang heran.

“Wahh, Dhira langsung full senyum!” seru Surya. Dhira sendiri sudah salting brutal. Sedangkan Dabin hanya bisa tersenyum.

Istirahat pun tiba, Dhira dan Jihan pergi ke kantin. Namun, Dabin juga ingin ke kantin tapi tidak tahu jalan.

Dengan senang hati mereka berdua menawarkan untuk ke kantin bersama. Di tengah perjalanan, mereka bertiga bertemu dengan Habil dkk.

“Wih, beneran sekolah sini, orang Depok,” kata Tegar kaget melihat Dabin di sekolah.

“Lo yang nyuruh gue pindah sekolah, lo juga yang kaget,” balas Dabin dengan nada malas.

“Kelas mana lo, Bin?” tanya Nabil.

“10-4,” jawab Dabin.

Jihan dan Dhira yang merasa diabaikan pun berbisik-bisik. “Han, kita lucky banget ya satu sekolah ama idola.”

“Bener, Dhir. Mana satu dari mereka sekelas ama kita.”

“Jihan, Dhira, kantin bareng yuk. Ditraktir Dabin,” ajak Tegar.

“Kok gue sih?” protes Dabin.

“Kan lo anak baru.” Jawaban dari Tegar membuat yang lain saling menyahut. Jihan dan Dhira hanya bisa diam, mereka hanya memandangi keributan kecil idola mereka. Kapan lagi bisa kaya gini kan?

   Yah, kurang lebih seperti itu kehidupan Jihan dan Dhira selama di sekolah… 

~Penulis merupakan siswi MAN Sidoarjo yang duduk di bangku kelas X

Editor: Krisnaiya Ramadhan

Pict: https://unida.gontor.ac.id/mendalami-arti-persahabatan-dalam-islam/

356 total views, 1 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *