Cerpen

Cerpen: Bunga Bahagia Gamar

Oleh : Neicha Anindya Esaputri

Gamar adalah seorang pelajar asal SMA ternama di Surabaya. Aku dan dia telah bersahabat sejak hubungan kami berakhir di masa lalu. Setiap hari, kami selalu bertemu di kantin sekolah.

Suatu hari, dia menceritakan kepadaku tentang permasalahan yang sedang dihadapinya. Gamar berpikir bahwa orang lain selalu berbahagia tanpa peduli pada permasalahan yang mereka hadapi. Mereka terlihat seperti orang yang tidak memiliki beban di pundaknya. Namun, anehnya, Gamar merasa tidak terlalu suka saat melihat orang lain tersenyum bahagia.

“Nindy, kok aku merasa aneh ya, kenapa kehidupan orang lain seakan-akan terbebas dari masalah? Mereka bisa tertawa bebas tanpa beban. Berbeda banget dengan kehidupanku yang rasanya dipenuhi masalah dan sulit untuk bahagia,” ujar Gamar pada hari itu.

“Mar, setiap orang memiliki kadar beban dan kebahagiaan yang berbeda. Kamu tidak bisa menyamaratakan kadar kebahagiaan orang lain dengan kadar kebahagiaanmu. Semakin kamu berfikir seperti itu, kamu akan merasa kurang dan tidak bisa bersyukur atas apa yang Tuhan telah berikan kepadamu,” jawabku memberikan nasihat pada Gamar.

Namun, aku sangat memahami Gamar. Ia memiliki luka yang membentuk dirinya menjadi orang dengan pola pikir seperti ini. Sebagai seseorang yang pernah bersama dengannya dalam waktu yang tidak sebentar, aku akan selalu berusaha menjelaskan tentang apa yang dapat membuatnya bersyukur atas dirinya sendiri.

Pemikiran Gamar tentang orang lain tidak selalu benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul kondisi orang lain yang menurutnya selalu baik-baik saja, padahal kebalikannya bisa saja terjadi. Orang lain mungkin telah melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.

Gamar hanya terdiam, merenungi perkataanku. Mungkin dia memikirkan apa yang aku katakan saat itu. Terkadang, memberi nasihat kepada orang lain memang tidak semudah memberi nasihat kepada diri sendiri. Namun, kita bisa memberikan saran terbaik untuk orang lain. Mungkin itu sedikit bermanfaat bagi orang lain.

Evaluasi diri dapat kita lakukan untuk membenahi apa yang salah dari diri kita, dan mencari alasan mengapa kita tidak menemukan kebahagiaan. Kita tidak pernah tahu luka mana yang akan membentuk sosok kita di masa depan.

“Aku merasa terlalu kurang atas diriku sendiri,” ucap Gamar.

“Gamar, kamu tidak perlu membandingkan dirimu dengan orang lain. Kamu hanya perlu membandingkan dirimu dengan dirimu yang kemarin. Maka dari itu, kamu akan menemukan dirimu dengan versi terbaik di masa yang akan datang,” kataku untuk memberikan semangat pada Gamar.

Aku juga percaya bahwa masalah yang menimpaku hari ini bisa menjadi pelajaran dalam hidupku. Setiap permasalahan ini datang dan dirancang oleh-Nya, sehingga akan selalu ada pesan yang bisa aku ambil dalam menghadapi suka dan duka.

*Penulis merupakan siswi SMA Khadijah Surabaya yang duduk di bangku kelas XI-6

Pict: Ambil gambar di sini

302 total views, 2 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *