Oleh: Putri Noor Shafia
Bali, salah satu tourist destination paling populer di Indonesia, sering dikenal akan pemandangan dan budayanya yang hanya bisa didapati di pulau tersebut. Sebelum tinggal di Surabaya, saya pernah menetap selama 7 tahun di Bali.
Sayangnya, saat itu saya masih terlalu kecil untuk mengingat banyak hal tentang Bali. Oleh karena itu, saya sangat excited untuk study tour kali ini, menanti-nanti dan penasaran akan perubahan Pulau Dewata yang sudah tidak saya kunjungi selama 10 tahun terakhir.
Peserta dijadwalkan untuk berangkat satu hari setelah ASAS, dan sejujurnya saya bersyukur kami memiliki 1 hari untuk packing, mengingat saat kelas 10 kami langsung berangkat di hari yang sama dengan ujian terakhir. Saat memasuki bis, saya bersyukur untuk fasilitas air putih dan beberapa makanan ringan karena saya belum sarapan. Walaupun perjalanannya jauh, tapi saya tidak merasakan ketidaknyamanan selama perjalanan.
Ada beberapa hal yang saya sukai dari usaha traveling ini (lupa Namanya TT), mulai dari selimut dan bantal yang disediakan, tempat charging handphone, hingga driver yang menyetir dengan lancar. Yang saya maksud dengan kata ‘lancar’ adalah tidak membuat penumpang mual walaupun melakukan perjalanan selama beberapa jam, berlawanan dengan pengalaman saya saat liburan dengan keluarga.
Namun, saya merasa agak kecewa karena fasilitas bis saya sedikit berbeda dengan bis lain yang memiliki tempat charging handphone untuk masing-masing kursi.
Kalau boleh jujur, satu kata untuk mendeskripsikan perasaan saya dan siswa-siswi lain di hari pertama, tanggal 8 Desember 2023 adalah ‘lelah’. Kami melakukan perjalanan sampai kurang lebih jam 1 malam sebelum tiba di hotel.
Memang hal seperti ini tidak bisa dihindari saat traveling, dan walaupun akhirnya kelelahan tapi saya menikmati perjalanannya. Saya sangat menikmati momen saat di kapal, sudah bertahun-tahun saya tidak melihat laut dan akhirnya saya bisa menyeberangi laut bersama teman-teman saya.
Kami berjalan-jalan untuk meng-explore pemandangan dari tiap sisi kapal, melihat cahaya perkotaan yang perlahan mengecil sampai menghilang, menertawakan satu sama lain yang tidak bisa berdiri seimbang di atas kapal, mengambil banyak foto bersama, hingga membicarakan hal-hal yang sudah kita lalui sambil menikmati angin laut.
Hotel yang kami tempati cukup nyaman untuk saya. Saya pribadi sudah bersyukur dengan adanya kasur, AC, lampu dan shower yang bekerja. Hotel ini juga menyediakan TV dan lebih dari 3 charging place, jadi saya sudah sangat puas. Satu-satunya hal yang tidak saya suka adalah suasana hotel yang terkesan seram di malam hari.
Pada hari kedua, saya dan teman saya memulai hari dengan sedikit lemas karena kekurangan tidur. Destinasi kami di hari kedua adalah UMKM kaos Garment dan pie susu Dewata. Pengalaman saya disini benar-benar berkesan karena saya bisa mempelajari banyak hal, mulai dari proses pembuatan kaos hingga motivasi untuk mendirikan usaha dari nol.
Sambil melihat-lihat produk yang dijual dan proses produksinya, saya berpikir bahwa arsitektur pulau Dewata benar-benar unik dan menarik, hampir setiap sisi terdapat unsur seni autentik yang photogenic. Hal yang sama juga terlintas di pikiran saya selama perjalanan ke Pantai Bahari. Tidak hanya arsitekturnya, namun laut biru yang membentang luas sebelum bertemu dengan langit cerah juga sama indahnya.
Hampir semua teman saya memutuskan untuk mengunjungi Pulau Penyu di Pantai Bahari, namun saya dan teman sekamar saya lebih memilih untuk berjalan di sekitar Pantai dan menikmati ketenangan yang ada. Kami bermain pasir dan air bersama, mengambil banyak foto group dan solo, hingga… duduk diatas pasir tanpa membicarakan apa-apa.
Saya benar-benar menikmati ketenangan yang jarang saya rasakan dalam hari-hari biasa, hanya menatap dan mengapresiasi keindahan di depan saya tanpa mengkhawatirkan hal lain. Pantai Bahari memiliki pasir yang relatif bersih, kami menulis nama masing-masing di atas pasir untuk mengabadikan momen ini. In fact, saya penasaran, apa nama kami masih ada atau sudah tersapu ombak?
Destinasi selanjutnya adalah Oleh-Oleh Krisna. Saya adalah orang yang sangat suka dengan seni dan kerajinan tangan, jadi tempat oleh-oleh satu ini sangat menarik untuk saya explore. Saya sangat suka dengan lukisan dan tas-tas rajutan toko ini.
Tiap lukisan memiliki gaya dan warna khas yang mencerminkan budaya Bali, dengan banyak detail dan bentuk yang unik. Berlawanan dengan lukisan-lukisan yang cukup ‘ramai’, tas rajutan relatif simpel namun rapi dan menarik. Saya terkejut karena banyak sekali kerajinan tangan dengan banyak detail beautifully put together dijual dengan harga murah.
Malamnya, peserta dijadwalkan untuk menampilkan pentas seni dari masing-masing kelas. Awalnya, saya sudah merasa lelah karena kegiatan dari pagi sampai malam yang cukup hectic, namun saya tetap menikmati penampilan tiap kelas.
Tiap performance memiliki aspek budaya masing-masing yang membuat mereka unik, namun saya terkejut karena semua kelas benar-benar niat dalam menyiapkan kostum.
Tirai ditutup pada pukul setengah satu malam, dan akhirnya saya bisa makan bersama teman-teman saya (kami tidak sempat makan malam sebelum agenda ini). Karena besoknya kami sudah harus checkout, saya mulai packing dengan teman saya hingga jam 4 subuh sambil membicarakan banyak hal.
Hari terakhir, kami checkout 1 jam lebih telat dari yang dijadwalkan. Destinasi kami yang pertama hari ini adalah Tanah Lot. Selama study tour di Bali, kami difasillitasi seorang tour guide yang ada di masing-masing bis. Saya sangat berterimakasih karena beliau mengajarkan kami banyak hal mengenai budaya dan tourist attraction di Pulau Dewata. Beliau menceritakan banyak rumor menarik dan menjelaskan tentang beberapa tradisi Bali yang populer.
Saya tidak sempat meng-explore Tanah Lot sepuas yang saya harapkan karena ada beberapa turis yang meminta tolong saya untuk mengambil foto mereka. Tidak hanya sebentar, namun turis-turis tersebut cukup memakan waktu untuk mengambil banyak foto.
Saya juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengobrol dengan native speaker, yang walaupun singkat tapi worth it. Setelah selesai mengobrol, saya lanjut menikmati pemandangan di dekat pura.
Tour guide kami sempat menceritakan sebuah mitos, jika kita meminum mata air yang terletak di bawah Pura Tanah Lot, kita akan segera bertemu jodoh kita. Namun goanya sangat ramai, jadi saya tidak sempat melihat sumber mata airnya. Walaupun sedikit terlalu ramai to my liking, tapi ombak dan bebatuan Pantai ini benar-benar indah dan photogenic.
Selanjutnya, kami berhenti di Joger. Berdasarkan deskripsi tour guide kami, Joger merupakan toko dan usaha yang sangat eksklusif, yang artinya hanya bisa dibeli di Bali, pada waktu tertentu dan dengan jumlah terbatas untuk masing-masing pembeli.
Saat memasuki Joger, saya tidak menyangka akan menemui banyak pakaian dengan model, tekstur, dan warna yang bagus. Saya benar-benar suka dengan outer yang dijual di Joger, terutama jaket, hoodie dan cardigan. Saya harus berpikir ribuan kali sebelum membeli karena harganya yang cukup mahal. Namun dengan kualitas yang melebihi ekspektasi, harga yang dipasang cukup worth it.
Destinasi terakhir kami adalah Bedugul. Saat kecil, saya sering mengunjungi tempat ini bersama keluarga, hingga saya merasa nostalgic saat turun dari bis. Danau luas yang dilatar belakangi gunung berkabut membuat saya merasa seperti berada di dalam lukisan.
Terdapat speedboat yang bisa dinaiki pengunjung untuk mengelilingi danau, namun karena antrean yang panjang saya memutuskan untuk sekali lagi hanya duduk dan menikmati pemandangan yang terpapar indah di depan mata. Kontras bentuk pura yang tajam dan warna yang kuat dengan bentuk dan warna gunung yang lembut sangat memanjakan mata, begitu mirip dengan dunia yang sering ada di imajinasi saya.
Setelah menikmati dan menjelajahi banyak tourist destination di Pulau Dewata, saya merasa sangat puas dan level stress saya cukup berkurang. Saya benar-benar mengapresiasi keindahan alam dan budaya yang ada di Bali, begitu juga dengan memori berharga yang saya bentuk bersama teman-teman terdekat saya.
Hanya saja, saya berharap agenda kami tidak terlalu hectic, jadi sesedikit mungkin kami bisa tidur lebih dari 4 jam (pulang dari Bali, saya langsung sakit <3).
Saya berterimakasih untuk semua pilihan destinasi yang memanjakan mata, namun for some unknown reason saya merasa wisata tahun lalu jauh lebih memorable dan enjoyable, terutama terkait dengan malam kedua (presentasi kelas 10 dan pentas seni kelas 11).
Saya sudah mendiskusikan hal ini dengan teman-teman sekamar dan kamar sebelah, mereka berpendapat yang sama, namun kami semua masih belum mengetahui alasannya.
Overall 8/10, belajar budaya Bali sambil traveling ternyata seru juga!
~Penulis adalah seorang siswa yang duduk di bangku kelas XI-7
212 total views, 2 views today