Opini

Benarkah Orang Hebat Harinya Berat?

Oleh: C. Rosella St

“Pletak!!” suara entah berantah yang muncul barusan saja menyadarkanku dari lamunan kecil ini. Ternyata itu suara kepala yang terhantam ujung lemari — tentu saja itu adalah kepalaku. Tak berlangsung lama segera kubaca ulang informasi yang tersedia pada perangkat canggih itu (beberapa teman menyebutnya ‘setan gepeng’. Dimana informasinya mengandung hal yang sangat mengerikan bagi sebagian siswa yaitu “Rapotan.”

Dengan semangat 45 kuhubungi mamak di sana untuk menanyakan apakah informasi ini valid atau tidak, karena diriku termasuk komunitas PHD alias “Pesan Hoax Ditolak.” Dan ternyata berita itu benar kawan. Namun sebelum itu mari kita memutar kembali kejadian selama 6 bulan ini.

Sebagai manusia yang menyandang status siswi tingkat akhir, hal yang kulakukan adalah sibuk mencari jurusan untuk kuliah nanti.

Mulai dari zoom bersama guru BK tersayang — as always Bu Luluk tercinta — hingga searching mengenai berbagai jurusan yang akan kupilih, tentu saja dengan antrian jadwal yang super padat.

Belum lagi jika tak mendapatkan persetujuan dari orangtua. Oleh karena itu untuk kamu pejuang jurusan yang ditolak mertua eh orangtua, tetap semangat ya. Teguh pendirian adalah jalan ninja yang wajib kamu jalani.

Selain itu hal yang paling kutunggu pada semester ini terjadi juga. Yup, akhirnya PTM, Pembelajaran Tatap Muka, benar-benar hadir. Tidak sekadar mimpi. Benar-benar kabar gembira tiada terperi. Walau, ya ya ada walaunya. Kami kelas XII harus melahap menu ujian semester.

Sebenarnya sedikit kesal karena kali pertama PTM harus berurusan dengan ujian. “Mau tak Mau Kereta Harus Berangkat” seperti judul yang telah kubaca di web turcham wkwkwk.

Tapi tak apa, karena vibes ketika ujian di sekolah dan di rumah rasanya berbeda. Jika di rumah rasa mager terdeteksi hingga angka 80%, berbeda dengan di sekolah yang menurutku rasa mager menjadi 50% — HEHEHEH yang penting berkurang.

Jika kalian bertanya ‘apakah menjadi siswi tingkat akhir disekolah sangatlah susah?’ Maka akan kujawab ‘tidak’. Karena menurutku yang terpenting adalah tetap santuy, jangan panik dalam hal apapun. Apalagi ini posisinya salah satu semester rawan, di mana semester ini sangat berpengaruh untuk pendaftaran SNMPTN.

Apapun masalahnya harus dihadapi dengan kondisi mental yang siap, kalau jatuh bangkit lagi, jatuh lagi bangkit lagi. Jika 1000 kali terjatuh maka yang kamu perlukan adalah bangkit 1000 kali. Begitu yang pernah saya dengar dari entah lupa sumbernya.

Motivasi itu tak bisa tiba-tiba datang, justru kita sendiri yang mencari motivasi. Salah satu temanku yang memiliki sebutan Moeng pernah berkata “Orang hebat punya hari berat, dan kalau kamu gak mulai dari hari ini, besok kamu akan berlari” dan itu benar bestie.

“I don’t care who is doing better than me. Because i’m doing better than i was last year. It’s me against me. Ok?!” ini juga salah satu kalimat favoritku.

Bukan berarti kita tidak mengukur kemampuan diri sendiri dengan orang lain. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Memerangi diri sendiri adalah hal tersulit.

Jadi kuharap untuk kalian pejuang PTN – khususon diriku yang manis manja ini, dijaga ya semangatnya jangan sampai kendor. Yang terpenting adalah usaha, sisanya serahkan pada Yang Maha Kuasa. Azek.

~dihimpit kedua tembok | masih terasa hambarBkl, 23/12/21

*Penulis merupakan siswa yang hobi bikin reel di Instagram. Ketua Turcham 2020 yang juga penghuni Asrama Putri Muslimat. Juga yang paling penting, pejuang PTN asal kelas XII IPA 4.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *