Opini

Berteori Terlebih Dahulu, Beraksi Kemudian

Oleh: Citra Rossalia Sutanto

Kalian tau, hal apa yang paling kuhindari di perkuliahan ini? Tentu saja kalian bingung ingin menjawab apa, walau aku bertanya sampai 1001 malam pun, tak ada jawaban yang tepat. Yah baiklah, akan kuberitahu cerita yang bersifat rahasia dan sangat akurat ini. Tapi ingat! Jangan sampai orang lain tau, oke! Karena cerita ini setajam, silet.

Rasanya aku masih tidak percaya, dapat berkuliah sesuai dengan jurusan yang kuimpikan. Bagiku yang terpenting adalah jurusannya bukan univnya, karena setelah dipikir hingga rontok rambutku pun kita akan menjalani pendidikan selama kurang lebih 4 tahun kedepan. Dan yang kau pelajari adalah jurusan yang kau ambil bukan masalah kebijakan universitas atau pun fasilitas dari lembaga pendidikan itu sendiri.

Kan tidak mungkin jika selama 4 tahun berkuliah, kau hanya menghitung ‘berapa jumlah lab komputer yang ada di fakultas A’ atau ‘hitunglah seberapa banyak jalanan yang diaspal’. Hadeuh sungguh merepotkan bukan jika kita berkuliah hanya mempelajari hal-hal seperti itu.

Lanjut pada kisahku di jenjang perkuliahan ini, setelah menjadi mahasiswa
banyak sekali perbedaan yang ku rasakan dari masa SMA. Gwenchana yo
–ujarku dalam hati saat ini. Pada jurusanku diterapkannya sistem BLOK. Apa itu sistem BLOK? Mari ku jelaskan sedikit, sedikit saja ya tapi. Jadi dalam satu semester aku mendapatkan 9/10 mata kuliah dengan 24 sks, nantinya akan ada 3 BLOK untuk menuntaskan semua mata kuliah itu.

Blok I akan dilaksanakan pada bulan pertama di semester itu yang mana isinya adalah 3 matakuliah. Yang membuatku terkejut adalah ketiga mata kuliah itu harus selesai dalam 1 bulan, bayangkan saja deadline pengumpulan tugasnya semakin sempit dan rasanya kamu belum memahami seutuhnya mengenai materi yang disampaikan, tapi sudah berganti BLOK 🙂 gwenchana yo… Aku tidak yakin kalian memahami apa yang kukatakan, tapi intinya tetap; SISTEM BLOK.

Hal itu terus berlanjut sampai BLOK III, kemudian akan dilanjutkan dengan
TBP atau nama kerennya adalah Team Based Project. Pada saat ini, kalian akan ditugaskan untuk terjun ke masyarakat, entah itu melakukan pelatihan, observasi, wawancara, mengidentifikasi masalah pada industri, ke rumah sakit jiwa, dan segala perintilan lainnya yang membuatku ingin menjadi seorang boem-ja aaaarrrghhhh!!!

Walau sungguh merepotkan, tetap ada satu hal yang ku syukuri dalam sistem BLOK ini yaitu, penerapan materi ke dunia nyata. Eee bagaimana ya bahasa sederhananya, dari teori menjadi aksi. Nah itu. Aku suka dengan sistem ini, jadi kami tidak hanya disuapi oleh materi dan hanya komunikasi satu arah. Menurutku dengan ini kami bisa mengimplementasikan materi atau teori yang diberikan menjadi sebuah aksi, tentunya ini sangat berguna ketika lulus.

Aku rasa hal terpenting dalam mencari ilmu adalah, bagaimana kamu bisa mengimplementasikan semua teori yang sudah dipelajari selama 16 tahun
bersekolah menjadi sebuah aksi. Bisa berbaur dengan orang disekelilingmu, bertukar cerita dan pendapat dengan orang asing, mengamati hal-hal yang terjadi, dan masih banyak lagi. Karena dari situlah karaktermu bisa terbentuk.

“Dalam teori psikologi behavior/psikologi belajar perilaku yang dimunculkan seseorang merupakan hasil dari pengalaman, bukan dari hasil kematangan fisik”. Yah itu kalimat yang ku kutip dari modul. Nah itu saja tulisan yang agak panjang dan membosankan ini, kutebak setelah tulisan ini disetor pasti ada yang berkata “terus inti critanya apa?” kujawab lah sekarang; SISTEM BLOK.
Danke semua.

*Penulis merupakan Ketua Turcham Media 2021 yang kini tengah menempuh studi di UNS.

source image

456 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *