Pengulas: Novia Dian
“Inilah penjajahan yang sempurna – ketika sang budak jadi bahagia sebagai budak, dan bahkan memuja dan membela mati-matian sang tuan dengan jiwa dan raga mereka.” -Hal. 341
Kalau membaca judulnya, rasanya ini adalah novel horor. Tapi tentu tidak, novel ini mengadaptasi kisah nyata dengan latar belakang sejarah Indonesia yang memiliki hubungan dengan peristiwa 1965.
Novel setebal 508 halaman ini diawali dengan kedatangan Karla ke kampung halamannya di Surabaya untuk membunuh ibunya. Ia ingin menghabisi nyawa yang telah menghancurkan hidupnya dan seluruh cita-citanya. Baginya, jika ia tak segera membunuh ibunya, maka ibunya yang akan membunuhnya.
Karla percaya bahwa ada rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh Mama. Rahasia yang tidak ada seorangpun yang mau membukanya kepada Karla.
Barulah setelah mama tiada, rahasia yang tersimpan rapat itu terbuka satu persatu. Perempuan yang dikenal sebagai Lydia Maria ternyata bukan Lydia Maria, ia mengubah identitasnya setelah menjadi tahanan politik 1965 untuk menyelamatkan keluarga.
Pada bagian Mama alias bagian kedua, menunjukkan bagaimana konflik politik ini mengacaukan kehidupan seseorang, yang dampaknya berlaku sampai generasi-generasi selanjutnya. Begitu juga dengan pengisahan trauma yang berfokus pada pengalaman perempuan.
Semua yang dialaminya ketika berada dibalik jeruji besi dituliskan dalam buku catatan harian yang disimpan dalam kotak rahasia di sudut kamarnya. Catatan harian itulah yang kemudian dikisahkan kembali oleh Soe Tjen Marching dalam novel ini.
Overall buku ini bagiku masih berat untuk dipahami dan dibaca. Hubungan anak perempuan dan ibunya yang mengganggu pikiran, dan selain berisi ketidakadilan yang mengungkap sejarah kelam bangsa ini, novel ini penuh dengan simpang siur menjadi manusia, yang mendatangkan gejolak emosi selama membacanya.
822 total views, 3 views today
