Alumnus

Diniar: Perjuangan Menaklukan SNMPTN

(Diniar Putri, salah satu alumnus SMA Khadijah lolos seleksi SNMPTN ITS)

Turcham.com –

Masuk perguruan tinggi adalah langkah baru yang ingin dicapai oleh sebagian besar siswa-siswi SMA, terutama yang akan menghadapi ujian akhir. Banyak faktor yang membuat masuk ke perguruan tinggi menjadi hal yang di dambakan oleh para siswa. Entah sebagai jalan untuk meraih mimpinya, batu loncatan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, mewujudkan idealismenya, atau bahkan hanya “ikut-ikutan”.

Yang pasti, sebelum masuk ke ‘menara gading’ tentu ada ujian masuk, layaknya ketika daftar sekolah. Rumornya sih……tes masuk ini begitu ditakuti oleh para siswa. Apa benar begitu? Nah kali masuk ini ada Diniar Putri atau biasa dipanggil Diniar, alumnus SMA Khadijah, yang berhasil lolos dari ‘ganasnya’ SNMPTN!

Perempuan yang lahir di Surabaya, 7 Juni 2002 sekarang sedang menempuh pendidikan nya di salah satu PTN favorit di Surabaya, Yap! Diniar adalah mahasiswa di ITS.

Saat ditanya bagaimana perasaan dan perjuangannya dalam meraih SNMPTN, Diniar mengaku sangat senang dan terharu saat tahu dirinya lolos seleksi SNMPTN, Diniar merasa perjuangannya tidak sia-sia selama 3 tahun ini. Mempertahankan nilai rapor agar tetap stabil, mengikuti bimbingan belajar, bahkan sering berdiskusi dengan teman sekelasnya adalah salah satu bentuk perjuangan Diniar dalam meraih SNMPTN.

Diniar memilih Fakultas Desain Interior sebagai prodinya. Sejak dulu, dirinya telah memiliki minat yang cukup besar pada bidang tersebut. Mulai dari kesukaannya menggambar ditambah dengan bimbingan dari bapak ibu guru di sekolah yang semakin menambah minatnya terhadap bidang desain, khususnya desain interior. Diniar mengaku ingin meringankan permasalahan orang orang terhadap desain rumahnya melalui produk-produk miliknya.

Di setiap perjuangan pasti ada kesulitan, bahkan mungkin membuat seseorang untuk menyerah. Begitu pula dengan Diniar, di suatu titik dia merasa minder dengan kemampuanya. Bahkan disaat mendekati pemilihan prodi yang ingin ditempuh, Diniar ingin meninggalkan keinginan awalnya karena rasa minder yang hinggap dalam benaknya. Tetapi, setelah mendapatkan teguran dari salah satu guru, Diniar sadar apa yang selama ini dia kejar. Kemana arah doa-doanya selama ini. Berkat motivasi dari guru tersebut, juga dukungan dari teman-teman dan kakak kelasnya, Diniar yang tadinya ingin menyerah pun bangkit lagi dan kembali meneruskan perjuangannya.

Tapi, rupanya bukan hanya itu saja ujian untuk Diniar. Melawan rasa malas juga salah satu hambatan yang harus dilewati Diniar. Untuk mengatasi rasa malas itu, Diniar memacu dirinya dengan mengingat bahwa setiap temanya juga sedang berproses saat dirinya sedang bermalasan.

Jadi, karena tidak ingin ketinggalan, dirinya pun melawan rasa malas itu.
Saat ditanya tips untuk lolos, selain belajar dan berusaha, Diniar juga rutin sholat Dhuha, puasa Senin-Kamis, dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Semua itu dia lakukan bersama teman-temannya. Wah, boleh dicoba nih! Tapi jangan lupa berusaha juga ya! Masa Doa doang digetolin, usahanya enggak? Hihi….

Menjadi mahasiswa baru di tengah pandemi cukup memberikan banyak “keistimewaan” pada awal perjalanan Diniar di universitas. Salah satunya pola belajar yang harus menyesuaikan. Tentu saja kuliah online tidak seefektif kuliah tatap muka, hal ini mendorong Diniar untuk lebih aktif dalam mencari berbagai informasi secara mandiri. Rajin mencatat, mencari referensi dan berdiskusi dengan teman adalah salah satu jurus Diniar dalam mengantisipasi kuliah di tengah pandemi ini.

Lolos ujian SNMPTN bukan berarti perjuangan Diniar sudah selesai. Tapi, masih banyak mimpi mimpi yang masih ingin dia realisikan. Untuk terus melangkah, Diniar selalu mengingat bahwa di belakangnya selalu ada keluarga dan teman teman-temanya yang terus mensupport nya. Hal itu membuat Diniar semakin bersemangat untuk mengejar mimpi-mimpinya.

Menjadi bagian dari SMA Khadijah meninggalkan banyak kesan dalam diri Diniar. Warga sekolah yang ramah dan kantinya yang tersebar di berbagai tempat menjadi faktor mengapa SMA Khadijah meninggalkan kesan baginya. Tapi, nasihat dari guru guru di sekolah pun turut berbekas dalam benaknya. Salah satunya adalah pesan dari Bu Evi, bahwa “Allah pasti ngasih yang terbaik buat kita, Allah akan memberi apa yang hamba-NYA butuhkan, karena Allah tau apa yang terbaik untuk hamba-NYA”. Pesan itu rupanya cukup berbekas dalam benak Diniar, bahkan sampai sekarang, pesan itu masih ia pegang.

Diniar juga berpesan untuk menikmati masa-masa SMA dengan banyak hal-hal menyenangkan bersama teman teman asalkan tidak lupa untuk tetap belajar. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Nah, itu tadi kisah Diniar dan perjuangannya dalam meraih SNMPTN, bagaimana dengan kisahmu? (nai/han)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *