Oleh: Penyair Amatir
Setelah Ronaldo menceploskan dua gol di laga perdananya, juga Persebaya yang mampu meraih tiga poin di liga, serta hadirnya anak-anak tercinta di kelas Minggu ini, membuat September benar-benar super ceria. Apalagi kalau nanti malam, AC Milan sukses berpesta di sansiro, paket lengkap (semoga, amiin).
Tentang Ronaldo, saya baru menyukainya ketika berkostum Real Madrid. Itupun pada zamannya Ancelotti mulanya. Lalu tidak menyukainya ketika berkostum Nyonya Tua
Saya menggilai AC Milan dan tentu Italia. Setiap timnas Italia berlaga, saya selalu berharap lawan-lawannya bermain buruk dan keok. Juga pastinya menyokong tim-tim Italia di liga Champions dan European League (selama tidak melawan Milan. Heuehu).
Tentang Persebaya, jangan ditanya. Darah saya hijau. Bukan darah biru. Tentang ini bisa kita bicarakan di tulisan lain.
Lalu bagaimana dengan anak-anak didik tercinta yang sudah kembali ke ruang kelas?
Sebagai pendidik, saya “mbrebes mili” merasakan atmosfer kelas lagi. Setelah setahun lebih pertemuan hanya bisa dilakukan via daring.
Saya yakin, begitulah perasaan teman-teman guru lainnya. Sudah kangen. Sudah rindu. Walau kita semua tahu risiko sekolah di tengah pandemi. Walau semua ikhtiar sudah kita lakukan bersama. Untuk meminimalisasi dampak negatif. Tetapi dalam hidup ini, semua berisiko. Bukankah begitu?
Pertemuan tatap muka masih berlanjut. Minggu besok, Kelas XII akan mengikutinya di ujian semester. Tentu bagi yang diizinkan orang tuanya. Sementara kelas XI dan X harus bersabar dulu. Insyaallah, setelah ujian akan dimulai pembelajaran edisi “hybrid”. Ya daring ya luring.
Tentu saja, pembelajaran tatap muka membutuhkan kekompakan yang tidak bisa ditawar. Pihak sekolah menyiapkan segala sesuatunya. Mulai sarana hingga pengawalan.
Orang tua menjadi kendali utama, apakah ananda boleh atau tidak ke sekolah. Sama sekali tidak ada paksaan.
Siswa juga demikian, jika sudah mendapat lampu hijau ya harus tanggung jawab. Memakai masker di dalam maupun di luar kelas. Di depan guru maupun di belakang guru. Jika pembelajaran berakhir, langsung pulang tanpa tapi. Saya yakin, anak-anak Khadijah punya rasa tanggung jawab itu.
Untukmu yang masih daring, juga tak boleh loyo. Harus tetap bersemangat dan terus bersemangat menghadapi pekan ujian.
Mari jalani pekan ujian dengan elegan. Spiritnya masih sama, KEJUJURAN DI ATAS SEGALANYA. Karakter utama yang harus dipupuk dan dibudayakan. Agar nilai yang kita peroleh barokah. Agar mentalitas tersebut menyatu dengan hati dan pikiran.
Selamat merayakan ibadah ujian tengah semester. Selalu berpikiran positif dalam segala hal. Salam satu nyali, wani!
Sidoarjo, 12/9/21
Menghirup sisa aroma hujan semalam