Film

Interceptor: No Time to Die

Interceptor, sebuah film action yang masih hangat, rilis pada 3 Juni 2022 lalu ini berkisah tentang seorang tentara wanita yang harus menghadapi dan mencegah aksi teroris yang akan mengirim rudal ke berbagai tempat di Amerika Serikat. Semua berawal ketika JJ Collins (Elsa Pataky) terpaksa dipindahtugaskan ke sebuah Pusat Pencegat Rudal Nuklir di tengah Samudera Pasifik-antah-berantah dari tempat kerja impiannya. Diceritakan bahwa ia dipindahkan akibat dirinya yang berusaha untuk angkat bicara mengenai perlakuan tak pantas yang ia dapatkan dari atasannya, namun ternyata membuahkan kecaman dan ancaman dari lingkungannya.

Menurut saya, sepertinya beberapa film menggunakan isu tentang pelecehan dan kekerasan seksual pada suatu kelompok untuk mengisi celah plot, yang kadang sebenarnya agak unnecessary atau tidak perlu. Meskipun begitu, dalam film yang di produksi oleh Matthew Reilly ini berhasil menggambarkan atau menyampaikan isu tersebut dengan baik.

Setelah merampas 16 nuklir dari Rusia dan menghancurkan satu-satunya pangkalan pencegat nuklir lain di AS, Fort Greely, sekelompok teroris yang dipimpin oleh Alexander Kessel (Luke Bracey), seorang mantan Perwira Intelijen Militer AS kini datang untuk mengambil alih pangkalan SBX-1 yang dapat menghalangi rencana peluncuran nuklirnya ke beberapa kota besar di Amerika Serikat. Dari sinilah petualangan JJ dimulai.

Dalam film yang tayang di Netflix ini, Kessel banyak menggunakan trik psikologis untuk mengkonfrontasi dan memanipulasi JJ dengan membahas masa lalunya, tempat kerjanya sebelumnya, keluarga, dan hal-hal yang dapat membuat JJ menampakkan titik lemahnya agar dapat Kessel gunakan sebagai ancaman. Penonton juga dapat merasa terhipnotis oleh kata-kata Kessel yang memberikan rasa kepercayaan pada dirinya. Tetapi hal ini tak memengaruhi JJ, ia tetap tidak menghiraukan perkataan Kessel sekalipun ia telah mendapat tawaran sebanyak 30 juta dolar dan melihat ayahnya dibunuh di depan matanya.

Tetapi ada beberapa hal yang mengganjal untuk saya. Meskipun pada akhirnya hampir berhasil menenggelamkan pangkalan itu, seharusnya Kessel melakukan atau berusaha mencari jalan masuk, daripada hanya duduk dan menunggu JJ membukakan pintu pusat kendali utama untuknya.

Setelah kru kabin lain mati, menyisakan JJ sendirian untuk menghadapi tiga teroris ini, ia akhirnya berhasil mencegah 16 nuklir yang telah meluncur dalam hitungan menit, hampir terlambat. Detik-detik sebelum SBX-1 tenggelam, sebuah Kapal Selam Rusia datang. Alih-alih menjemput Kessel, komandan yang muncul dari kapal selam itu menembak Kessel tepat pada jantungnya. JJ lalu akhirnya dievakuasi oleh tim SEAL dan mendapat tawaran untuk menjadi staf keamanan nasional presiden AS. Tak hanya itu, ayahnya ternyata juga masih hidup berkat teman militernya.

Secara pribadi, saya sangat menyukai kegigihan dan kepercayaan diri JJ dalam menyusun taktik dan menghadapi sekelompok teroris yang terlihat lebih kuat dari dirinya. Bahkan, ia tidak terpengaruhi oleh Kessel dan tetap memegang kepercayaan AS pada dirinya.

Dilansir dari Rotten Tomatoes, beberapa penonton mengaku bahwa Interceptor memiliki alur yang agak membingungkan, dan beberapa mengomentari tentang bagaimana penggunaan CGI dalam film ini yang tidak realistis. Tak sedikit juga yang mengatakan bahwa film ini dapat dinikmati sebagai tontonan ringan ketika sedang bersantai.

Pengulas: Azzahratul Balqis

Gambar: tribunnewswiki.com dan netnaija.xyz

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *