Nailal Fariha yang akrab disapa Nailal, merupakan siswi kelas XII-2 yang menjadi salah satu perwakilan dari 5 siswa lain yang lolos menjadi peserta Asia Youth Internasional Model United Nations (AYIMUN) 14th yang diselenggarakan oleh Internasional Global Network (IGN) 2-4 Agustus 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Motivasi gadis kelahiran 2007 mengikuti delegasi ini, selain memang mimpi yang telah lama ia inginkan, yaitu karena ia ingin menelusuri sejauh mana kemampuan berpikir kritis dan skill komunikasi dirinya, terlebih jika berada di suatu forum besar atau Internasional.
Alasan memilih United Nations Internasional Children’s Emergancy Fund (UNICEF) karena ia sangat tertarik dengan topik pembahasan pada tahun ini yaitu “Improving Global Health Access For Maternal, Infant, and Young Child Nutrition.” yang dimana sangat berhubungan dengan hal yang diinginkan dan diperdalam nantinya (dalam dunia perkuliahan).
Nama : Nailal Fariha
Hobi : Menulis, Journaling, dan membaca
Menggemari : Nadin Amizah, Nosstress, dan Niki Zefanya
Menurut gadis 17 tahun ini, ia membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan sejak mendaftar hingga mempersiapkan, karena ada banyak dokumen atau hal penting yang perlu disiapkan.
Setelah lolos tahap pertama, ia mendapat bagian negara berkembang yang sangat akrab dengan isu ini yaitu Bhutan. Meskipun itu tidak masuk dalam list yang di ajukan, namun ini akan menjadi tantangan yang baru baginya. Mulai dari menyusun position paper, teks speech menjadi rutinitasnya kala itu.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dengan schedule yang sangat padat. Di hari pertama setelah sampai di hotel Berjaya Time Square, dilanjutkan dengan agenda Opening Ceremony dan MUN 101 (penjelasan teknis kegiatan).
Hari kedua merupakan acara inti tepatnya hari konferensi. Setiap council berada dalam ruangan yang berbeda. Ia berada di Manhattan 2 dan duduk tepat paling depan. Agenda ini terbagi atas enam sesi (08.30-17.30) Sesi dimulai dengan perkenalan dan General Speaking List (pidato pembuka dari beberapa perwakilan negara). Dilanjut dengan Moderated Caucus (sesi diskusi mengenai suatu mosi) dan Unmoderated Caucus (sesi diskusi menyusun working paper dan draft resolution bersama blok negara) hingga ditutup oleh pemberian sertifikat dari para Board of Dais (Pemimpin Sidang) disana.
Waktu yang singkat dengan beribu pengalaman yang didapat. Menjalani program ini dengan segala persiapan ditengah ujian dan libur semester. Menurut Nailal bukanlah hal yang mudah. Time management dan dukungan orang-orang disekitarnya menjadi kunci keberhasilan dan faktor kemudahan dan kelancaran selama mengikuti program ini.
Beradaptasi dengan teman dari mancanegara juga menjadi hal baru yang mengesankan baginya. Walau kelihatannya serius, sebenarnya peserta AYIMUN juga memiliki waktu luang menjelajah negeri jiran selepas sidang.
Selain senang mencoba hal baru, siswi penggemar Musisi Nadin Amizah ini juga memiliki kebiasaan yang sudah tidak bisa dipisahkan, atau istilahnya habit. Journalling bukanlah sekedar hobi, namun menjadi kebutuhan sehari-hari baginya. Dengan menulis apapun setiap harinya, menyimpan hal-hal sederhana yang mungkin sifatnya ephemeral , semua dituangkan di dalamnya.
Bagi teman-teman yang penasaran dengan laman penulisan Nailal, silahkan berkunjung di medium @kshetalk
Disamping itu, ia juga menggiati beberapa aktivitas di sekolah, seperti menjadi bagian dari Turcham Media, Hazkha, dan terkadang diamanahkan untuk qira’ah. Semua pengalaman itu merupakan waktu-waktu emas dalam hidup SMA-nya.
Motto hidup yang selalu ia pegang;
“Trapped in curiosity will not give you anything, but finding the failure while you’re walking will give you something.”
Diujung cengkramanya, Nailal berharap ceritanya mampu menginspirasi banyak orang.
Untuk adik-adik dan teman-teman atau siapapun yang membaca ini, semoga pengalaman singkat ku dapat membuka pikiran dan hati kalian untuk mencoba segala kesempatan selagi ada waktu dan tenaga yang dapat dikorbankan. Spread love and warmest hug for you guys!
(Put)
633 total views, 3 views today