Oleh : Ayesha Fazilatunnisa
Dua Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Mari kita eja
P E N D I D I K A N
Seperti yang kita tau, pengambilan tanggal peringatan hari pendidikan berasal dari hari lahir bapak pendidikan nasional yang tak lain dan tak bukan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau mungkin lebih akrab dengan nama Ki Hadjar Dewantara.
Menuju kurang lebih 64 tahun hari pendidikan nasional. Ironisnya, pendidikan di Indonesia bisa dibilang kurang merata. Tak perlu jauh-jauh melihat ke Timur sana. Di sekitar kita sendiri masih banyak orang orang yang kurang mendapat pendidikan yang layak.
Jangan salah, di Indonesia banyak sekali beasiswa dan bantuan untuk masalah pendidikan. Tapi tidak sedikit pula yang salah sasaran. Sudah menjadi rahasia umum, berita beasiswa atau bantuan pendidikan salah sasaran. Mereka yang butuh justru tidak mendapatkannya sedangkan mereka yang “mampu” malah dapat dan digunakan untuk foya-foya
Selain isu diatas, isu yang perlu diperhatikan dalam dunia pendidikan adalah bullying. Sekali lagi mari kita belajar mengeja
B U L L Y I N G
Atau Bahasa Indonesianya adalah perundungan. Masalah ini justru bersanding mesra dengan dunia pendidikan. Jangan dianggap perundungan hanya terjadi antara siswa dengan siswa. Perundungan antara guru kepada siswa juga kerap terjadi. Mungkin kedengaran seperti sebuah guyonan sampah seperti
“Hahaha kok gak mati aja ta kamu?”
“Kamu lo kok bodoh banget se”
“Itu lo ada pisau, katanya mau bunuh diri”
Bayangkan kata kata tersebut masuk ke telinga kalian. Lucunya, kadang kata-kata tersebut terdengar lantang dalam institusi pendidikan.
Beberapa kali, kita melihat di laman media sosial. Banyak anak muda yang mengakhiri hidupnya karena tekanan bullying.
Semoga di Hari Pendidikan Nasional 2023 ini pendidikan di Indonesia semakin membaik kedepannya.
01-05-23
*Penulis merupakan Ketua Turcham Media 2021
Pict: Ambil gambar disini
298 total views, 1 views today