Oleh: Mutia Bahalwan
Bagai pembajak yang ingin merampas
bagai plagiat yang ingin menjiplak.
Hasratku berkeliling mengitari dunia maya,
tapi yang kutemukan adalah diriku yang semu.
Koin demi koin kuhamburkan di telaga perkabulan.
Meneguk air kembang
tak luput dari perjanjian.
Aku ingin ini,
Aku ingin itu.
Semua yang dilahirkan alam,
akan kurenggut satu persatu.
Tatkala rupa bulan berganti,
wujudku juga menyerupai.
Salinan raga putri berkuncup,
terpasang seksama dengan sahih.
Sepertinya aku mulai menyadari
ketika menari di tengah angsa yang berjalan anggun,
atau berjalan di bawah merpati yang terbang bebas,
dan terbang di atas merak yang tertidur pulas.
Diriku bukan mereka!
Surabaya, 17 Juli 2020