Puisi

Puisi-puisi: Kabar Hari Raya

KABAR HARI RAYA
Ghina Shofia

Jika baju yang kukenakan pada hari raya dapat bertindak layaknya manusia
Ia pasti tak paham terkait niat apa yang insan layangkan
Ia pasti menganggap segala pertanyaan sebagai ajang menambah keakraban
Namun ia mendadak kusut ketika mendengar pertanyaan yang terkesan seperti tuntutan

Teruntuk semua wartawan hari raya
Jika kali ini kita dapat kesempatan untuk bersua
Andai ada forum permintaan terkait apa saja yang diperbolehkan
Tolong tanyakan perasaan, kondisi kesehatan, atau layangkan saja candaan

Teruntuk semua wartawan hari raya
Jika berat badan berkurang atau bertambah
Atau kulit yang selama ini dijaga kondisinya bertambah parah
Ketahuilah bahwa kami masih manusia yang dapat merasa terluka

Teruntuk semua wartawan hari raya
Jika ada yang masih memperjuangkan masa depan
Jangan bertanya kapan sampainya semua yang telah diusahakan
Apalagi membandingkan dengan yang telah-telah

Teruntuk semua wartawan hari raya
Beberapa pertanyaan perihal masa depan, pernikahan, pendidikan, pekerjaan
Ada kalanya lebih baik disimpan daripada digaungkan
Khawatir akan menyakiti hati insan

Teruntuk semua wartawan hari raya
Kehidupan sejatinya bukan ajang kompetisi
Atau adu ayam untuk judi
Tapi perihal bagaimana manusia hidup dengan segala mimpi

PULANG, NAK
Ghina Shofia

Hari demi hari silih berganti
Ramadhan telah digantikan Syawal
Gema takbir telah berkumandang

Pulang, Nak
Sejauh apapun bagian dunia yang kau jadikan tempat singgah
Setajam apapun karir yang selama ini kau asah
Selalu ada rindu pada bilik-bilik rumah yang tak bisa dibantah

Pulang, Nak
Selagi duniamu masih terisi penuh
Selagi ada ruang untuk menyampaikan maaf yang utuh
Selagi sejahtera serta jauh dari gaduh

Pulang, Nak
Meski sekiranya tak ada lagi tangan yang kau salimi
Meski sekiranya tak ada lagi raga yang dapat kau peluk erat
Masih ada ruh dalam tanah yang menunggu kau panjatkan doa

Penulis merupakan sosok yang bermimpi menjadi akademisi, tidak lagi duduk di kelas XII IPS 2 (sedang libur, sudah mau lulus), dan akan mengenyam pendidikan selanjutnya pada program studi Sosiologi di Universitas Airlangga.

MENU KEHIDUPAN
Nailal Fariha

pintu pintu rumah dari pelosok hingga tengah kota terbuka
seyogianya mereka layak diketuk dan didatangi penikmat cerita
bukan sosok hakim amatiran yang jumpa sesekali saja

kalau saja kue kue di toples itu bisa bicara,
air minum di kardus itu meronta-ronta,
isi di amplop kecil itu kembali pada tuannya,
ia akan menjadi perantara, bukti bukti tersiarnya segala

pencapaian anak si tua renta
kelahiran anak si muda belia
ceritanya, katanya, dan harusnya
potret kamera dan isi galeri itu juga jadi ajang unjuk suara
suara kehidupan miliknya dan semua

KEMBALI FITRI
Nailal Fariha

kutapaki jalanan selepas hujan riuh
membekas pada langkah langkah manusia
dari redup hingga cerah
dari selatan hingga utara
dari sepi hingga barisan jamaahmu tersusun rapi

takbirmu menyebar ke jalanan
ke dalam angan orang orang yang berjalan
ke dalam angan pengemudi motor tua
ke dalam angan orangtua rapuh usia
ke dalam angan anak anak di pagi buta

takbirmu menguar
menggerakkan hati dan pikiran
tak hanya bagi manusia yang sedang berbaris dalam safmu
bagi seluruh alam yang turut menyambutmu
dalam banyak rupa caranya

Penulis merupakan siswi kelas XI 2 yang telah menikmati waktu libur lebaran dengan sepenuh jiwa raga.

Sumber gambar klik sini

164 total views, 1 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *