Puisi

Puisi-Puisi Klan Pencetgan

source: uliege.be

SAMUDRA

Di perutmu yang tak berujung
Aku berangan ditenggelamkan bersamamu
Ambil lah aku
Aku sudah lelah berenang
Di tempat entah berantah ini
Aku tak punya alasan, juga impian
Untuk berpijak di sini

Katanya,
Itu karena aku lihai menyelam
Katanya,
Karena aku pandai berenang

Sampai di dasarmu
Aku hanya menemukan ruang kosong
Gelap dan tak berujung
Ribuanmu mencekikku
Aku tak bisa kembali
Aku juga sudah lelah berlari

Telan aku, bersama mu
~
Zhafira Hanina, XII MIPA 3
| Mencari senyum di bawah atap naungan.
Sby, 18/8/21

HILANG

Di bawah rindangnya pohon
Di depan gundukan tanah yang mulai mengering
Berteman asap dan bisingnya suara knalpot
Birunya langit dan semilir angin melengkapi kerinduanku padanya

Mengingat 28 hari yang lalu
Di tempat yang sama
Dipenuhi raungan dari yang ditinggalkan
Menyisakan luka yang dalam

Gundukan tanah sudah didepan mataku
Semua kembali kepada-Nya
Berjuta kenangan ikut terkubur di dalamnya
Namun, takkan luntur di hati putri kecilmu, Umik

Alfin Diyana – IPA 3
| Tertunduk sedih penuh sesal
Jombang, 18/8/2021

TERGANTIKAN

Awalnya aku suka senja
Namun senja hanya sekejap mata
Aku tau itu bermakna
Namun aku butuh yang selalu ada

Rintik hujan yang menghampiri
Menggantikan senja yang kutinggali
Aku termenung seorang diri
Ditemani secangkir kopi

Malam pun datang
Hujan tak tergantikan
Hingga aku bercerita pada Tuhan
bahwa aku lebih memilih malam

Kusuma ayu – XII MIPA 3
| Duduk dikursi sambil mengarang puisi
Bkl, 18/8/2021

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *