Cerpen

Pulang

Oleh: Zaqia Audrey F

Turcham.com – Damian abraham, remaja tuna wicara berumur 17 tahun yang kerap disapa Abra. Bukan hal yang mudah menjadi seorang Abra. 17 tahun hidupnya hanya dipergunakan untuk mencoba bersyukur. Bukannya tidak menghargai pemberian-Nya tapi hidup seperti itu tidak semudah yang kalian bayangkan.

11 tahun hidupnya hanya dihabiskan sendirian. Dia bukan yatim piatu, orang tuanya utuh. Hanya saja ia ditempatkan di rumah yang sepi nan besar yang sampai kini hanya akan berisikan dirinya seorang.

“11 tahun hidupnya….berarti ia sempat merasakan hangatnya keluarga?”

Tidak. Kehangatan hanya omong kosong belaka. Jangankan sempat, saat ia masih berbentuk bayi merah saja sudah langsung diserahkan ke orang lain, dengan alasan agar tidak merepotkan. Tapi entah dari mana seorang Damian Abraham, bocah pintar itu tidak pernah sekalipun membenci Ibu atau Ayahnya.

Sampailah dimana Abra menemukan seorang Derry. Derry ini adalah teman akrabnya sejak 3 tahun ini. Derry bak malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk Abra. Bagaimana tidak, Derry menolong Abra yang waktu itu dihajar habis-habisan oleh teman sekolahnya karena dituduh telah mengambil kartu debitnya. Pukulan bertubi tubi tepat sekali mendarat di tubuh Abra saat itu. Bahkan untuk berfikir saja rasanya enggan, ia hanya merasa akan pulang.

Derry tahu segalanya tentang Abra, begitupun sebaliknya. Kemanapun Abra melangkah, Derry pasti mengawalnya dibelakang. Abra sudah seperti adik bagi Derry.

Hidup Abra berubah 360° saat bertemu Derry, ia merasakan hangatnya seorang teman yang menyayanginya. Mereka bahkan berjanji untuk tetap bertahan diatas kejamnya dunia. Derry yang berjanji untuk sembuh, dan Abra yang berjanji untuk selalu bahagia.

Ada satu hari dimana Derry harus terapi di rumah sakit. Bunda Derry tidak bisa menemani karena ada urusan mendadak jadi ia pergi terapi bersama Ayahnya dan Abra.

“Kondisimu cukup membaik, tapi tidak bisa dipastikan itu akan seperti itu terus. Mungkin sewaktu waktu bisa drop lagi. Tapi tidak papa yang penting sudah bisa mencapai kondisi sebaik ini. Rutin minum obat dan terapi ya Derry”, ucap dokter

Derry merasa sangat senang, bahkan ia tidak sabar memberitahu Abra yang saat itu menunggu diluar. Sesudahnya terapi, Derry bergegas untuk keluar dan memberi tahu Abra.

“Gimana kata dokter? Terapinya lancar?”

“Lancar dong, kalo gua yang terapi mah pasti lancar Bra hahaha. Terus tadi dokter sempet bilang sesuatu, lo mau tau ngga?”

“Apaan? Dokter bilang apa?”

“Gua….”

“Gua membaik hahahaha, kata dokter kondisi gua cukup membaik tapi harus tetep rajin terapi”

Abra langsung menepuk punggung Derry, sebagai bentuk rasa bahagia Abra karena mendengar hal tersebut.

“Oh ya Bra ntar malem ke rumah gua ya, gua da tanggungan janji sama lo”

Abra bingung janji apa yang Derry maksud tapi Abra tak bertanya dan langsung mengiyakan. Sebenarnya tidak ada janji apapun antara mereka berdua, Derry hanya berjanji pada dirinya sendiri. Derry berjanji bahwa sepulang terapi ia akan membuat surpriss untuk Abra karena pada hari itu Abra genal 18 tahun. Derry juga sekalian ingin merayakan kondisinya yang sudah cukup membaik.

Semua persiapan sudah beres. Derry mengundang beberapa anak tuna wicara untuk hadir. Bukan untuk merendahkan melainkan ia ingin membuktikan pada Abra bahwa dirinya tida sendiri, dan tidak ada alasan untuk tidak bahagia diatas kondisi seperti itu.

Tepat pada jam 7 Abra datang, sebenarnya ia ragu untuk masuk mengetuk pintu karena rumah derry sangat gelap, Tetapi Abra tetap mengetuk. Awalny tidak ada yang merespon, tepat pada ketukan ke-3 akan mendarat tiba tiba….

“DORRR, HAPPY BIRTHDAY BROOO”

Disusul dengan suara tepuk tangan dari yang lain. Abra hanya terdiam kaget karena dirinya sendiri pun lupa akan hari lahirnya.

“Bengong mulu, sini tiup lilin. Temen gua udah 18 tahun aja dah, perasaan baru kemaren sore lahirnya hahahaha”

Abra meniup lilin tersebut

“Ayo buat harapan sama gua, tapi janji lo harus kabulin”

Ebra mengepalkan tangannya dan mulai mengucap dalam hati

“Semoga Ibu dan Ayah ga lupa hari ini hari apa. Semoga Derry sehat selalu dan hamba juga tetap bisa disini”

Setelah kegiatan tiup lilin dan make a wish mereka semua makan hidangan yang sudah disiapkan. Derry dan Abra mengambil segelas lemon tea dan duduk di kursi taman.

“Bra, kasih tau gua dong make a wish lo tadi biar gua tau kalo nantinya lo ingkar”

Abra tersenyum dan kemudian menulis sesuatu dikertas, “gua cuman mau disini, kita bisa bareng-bareng sampe ntar di panti jompo”

“Oke gua pegang janji lo, awas lo kalo ingkar ga gua temenin lagi main PS”

Abra hanya tersenyum mendengarnya. Tak lama kemudian ada dering telfon yang berasal dari handphone Abra. Abra mengambil handphonenya lalu melihat nama yang tertera, “Ibu”. Tak lama langsung ia angkat telfon tersebut.

“Halo Nak”

Entah mengapa Abra merasa dunianya berhenti, itu kali pertama ia dengar Ibunya memanggilnya Nak. Ia senang tapi ia juga bingung.

“Kamu dimana, bisa temui Ibu sebentar dirumah? Ada yang ingin Ibu omongkan”

Abra kangsung mengetuk handphonenya sebanyak 2x untuk mengisyaratkan bahwa ia bisa. Kemudian telfon tersebut tertutup. Ia langsung bergegas mengambil Pensil dan menulis dikertasnya.

“Der, Ibu gua manggil nak. Katanya gua disuruh pulang, dia pengen ketemu karena ada hal yang diomongin. Gua seneng banget.”

“HAH!? BURUAN PULANG, SIAPA TAU IBU LO MAU NGUCAPIN ULANG TAHUN”, Derry membuka suara dengan nada gembira

“Gua pamit pulang ya, maaf dan terimakasih Der”

Derry merasa heran dan aneh dengan tulisan Abra. Tidak biasanya Abra seperti itu.

Abra pulang membawa sepeda pancal kesayangannya. Malam itu terasa sunyi dan sepi tetapi Abra tidak merasakannya, ia hanya fokus ingin ketemu Ibunya. Saat dia melaju, terdengar bunyi klakson keras dari arah kiri, belum sempat ia menoleh, hantaman keras menghantam ia dan sepedahnya.
Abra merasa ada diatas awan, semuanya dingin, ia tidak merasakan apapun. Sampai akhirnya semua gelap. Tepat pada jam 11.05, Damian Abraham benar-benar berpulang ke pangkuan Tuhan. Rasa aneh yang dialami Derry benar adanya, itu bukanlah salam perpisahan sementara melainkan selamanya

Pict: Pinterest

2,145 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *