Opini

Ramai Sepi Bersama Fasvenje

Oleh: Firman Basyaruddin

Ramai sepi ini milik bersama 

Untuk adik-adik kelas FASVENJE (Family of Seventy One Dije) yang baru saja mengunjungi pulau Dewata seperti agenda yang kami jalani setahun lalu, perjalanan mengelilingi pulau Jawa dalam 4 hari alias agenda wali songo menunggu kalian tahun depan. Semangat! Prepare yourself, guys!

Ku baca pesan yang ditinggalkan oleh Kak Ghina yang mungkin kini tengah menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa. Sepertinya, aku pernah membaca cerita yang beliau tulis tahun lalu. Tak terasa pesan yang telah terbaca setahun yang lalu, kini menjadi referensi untukku dalam penulisan artikel ini.

Tidak pernah diduga, diri ini ditunjuk oleh Penyair Amatir untuk menceritakan perjalanan Wisata Religi yang telah kujalani beberapa hari yang lalu. Sepertinya, aku memiliki rasa cemas yang sama seperti Kak Ghina, khawatir tulisan ini tidak cukup menggambarkan kisahku dan teman-teman Fasvenje (Family of Seventy One) saat mengikuti perjalanan Wisata Religi Walisongo.

Tak terasa, diriku sudah sampai di penghujung semester 5. Setelah disibukkan dengan kepanitiaan Buku Kenangan, tentu saja perjalanan Wisata Religi telah menungguku. Entah bagaimana, kegiatan itu diadakan tepat setelah pembagian rapot. Mungkin sekolah menciptakan momen yang tepat agar dapat memotivasi siswanya bersungguh sungguh dalam mengikuti kegiatan ini.

Kali ini kita belajar banyak 

Menurutku, perjalanan ini bukan hanya sekadar pergi ke luar kota mengelilingi berbagai daerah, menerjang hujan, rasa bosan duduk di kursi bus,  melatih kesabaran mengantre toilet, atau rasa kantuk saat membaca tahlil.

Melainkan, bagaimana diriku dan teman-teman Fasvenje merayu Tuhan yang Maha Kuasa agar diberikan jalan yang terbaik menuju masa depan. Ingat, tetap memohon kepada Allah, bukan kepada Sunan yang kita kunjungi. Karena hanya kepada-Nya kita meminta ampun dan pertolongan.

Dalam perjalanan ini,  aku juga menyoroti beberapa hal. Bapak tukang becak yang penuh semangat mengayuh demi mencari rezeki untuk keluarga. Tukang ojek yang berebut pelanggan untuk mendapatkan kupon upah. Atau tukang penjual pentol dan siomay yang selalu menawarkan dagangannya dengan berbagai pesaingnya. Entahlah, secara random teringat di kepala.

Saat semua tak jelas arahnya 
Kita hanya punya bersama 

Jika ditanya sama anak Turcham, “Dari 1-10, berapa rating Walisongo kemarin?”, mungkin aku akan menjawab 10. Berhari-hari jauh dari rumah dan selalu bersama teman-teman yang sama sama capek adalah kenangan yang tak terganti. Meskipun tidur beralas tipis, duduk di atas kursi bus selama berjam-jam, atau menunggu macet saat masuk ke makam sunan, selama ada sosok yang mengisi kenangan dan selalu berhasil membuat nostalgia.

Ramai sepi ini milik bersama  
Ramai sepi ini milik bersama 

Penulis mengulang lirik di atas karena merasa sangat menggambarkan perjalanan wisata religi Walisongo. Tersadar bahwa itu juga menjadi akhir cerita dari Fasvenje berkelana di tahun terakhir.

Song of the day: Ramai Sepi Bersama – Hindia

29/12/24 | Menikmati malam di Kota Jombang

– Penulis merupakan warga XII-5 yang ingin cepat-cepat masuk sekolah.

111 total views, 6 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *