Opini

Yang di Impikan Lalu Menjadi Kenyataan: Lika-Liku UTBK Ku

Oleh: Faiq Agil Sirajudin Musaddad Lutfi

Hai, nama aku Faiq Agil Sirajudin Musaddad Lutfi. Saat ini, aku diterima di program studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya lewat SNBT 2024. Persiapan sudah mulai dari kelas 10, meskipun seriusnya saat kelas 11. Aku sering mikir, setelah lulus SMA nanti mau ke mana. Sebagai siswa, kadang hal ini kepikiran belakangan, tapi tetap saja membayangi sampai hari pengumuman UTBK SNBT.

Pikiran yang selalu membayangi ini sering menjadi kekhawatiran buatku. Berbagai solusi dan tukar pendapat sudah aku coba, tapi tetap saja aku bimbang. Ibuku sempat mendukung agar aku melanjutkan ke bidang kesehatan, yaitu kedokteran. Awalnya semangat, tapi seiring waktu, rasa ragu terus muncul, apalagi aku juga punya ketertarikan pada Teknik Mesin karena minatku pada lokomotif kereta api.

Saat kelas 11, aku mulai berdiskusi dengan Bu Zahra, guru BK, tentang minat dan bakatku. Apakah aku cocok di kedokteran? Dari hasil tes psikologi dan diskusi, ternyata bakatku lebih condong ke bidang sosial humaniora, yang berbeda dari harapan ibuku dan keinginanku sendiri.

Lalu Bu Zahra merekomendasikan aku untuk jelajah web rencanamu.id, biar tau jurusan mana yang benar-benar menarik perhatianku. Saat itu, aku tertarik sama Ilmu Politik di Universitas Airlangga. Bu Zahra, sebagai guru BK, cuma bisa dukung apa yang aku mau.

Lama-lama, aku mulai mikir, “Kenapa nggak jadi dokter aja, meskipun awalnya nekat?” Masuk kelas 12, langsung aku hubungi Bu Luluk, guru BK kelas 12 ku. Pertemuan pertama dan terakhir, haha.

Di situ, Bu Luluk yakin banget, katanya nilai aku nggak cukup buat SNBP kedokteran. “Siapa sih yang mau SNBP,” pikirku dalam hati. Jadilah aku buka lagi web rencanamu.id buat nyari jurusan lain. Akhirnya, nemulah Kesehatan Masyarakat, tapi hati berkata kurang yakin akan jurusan kesehatan masyrakat setelah mencoba untuk berbicara dengan orang tuaku. Tak lama setelah itu aku menemukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang akhirnya berhasil mengambil hatiku.

Dari kursus ekstra di Ganesha Operation atau yang kita biasa panggil GO, selama 2 tahun dari kelas 11 sampai 12. Di sana, kita diminta buat selesain 12.000 soal dalam setahun, atau 35 soal tiap hari.

Soal-soalnya dibuat berdasarkan cerita dari anak-anak yang udah diterima di SNBT tahun 2023, jadi banyak soal mirip-mirip. Selain latihan soal, tiap minggu aku juga ikutan try out dan masukin nilainya ke aplikasi mereka. Fitur itu bantu banget buat strategi di UTBK tahun ini.

Jangan lupa, perhatiin subtes yang jurusan kalian mau. Kalo kedokteran, misalnya, literasi ga penting. Kalo Teknik juga sama kayak kedokteran. Tapi kalo kalian mau sosial humaniora, subtes kuantitatif dan matematika ga penting. “Ga penting” disini bukan berarti boleh diabaikan.

Karena meskipun bobotnya kecil, bisa jadi beda tipis nih nilai kalian dengan teman kalian yang diterima di jurusan yang sama, tapi kalian kalah di satu subtest yang memang bobotnya gede buat jurusan itu. Pelajari semua subtes, kuatin yang bobotnya gede.

Tak hanya dengan belajar aja, aku pun mulai menggiatkan ibadah ku saat kelas 12, mulai rajin sholat dhuha, sholat sunnah rawatib, dan membaca Al-Qur’an selepas shubuh. Mungkin awalnya memang susah namun lama kelamaan akan terbiasa.

Yang terpenting ialah untuk selalu berbakti kepada orang tua, mau bagai mana pun kedua orang tua kita lah yang meberikan kita biaya sekolah mulai dari TK hingga SMA.

Aku rasa persiapanku cuma itu sih, tapi ada yang penting kalian harus tau. Beberapa kampus ogah kalo mereka di nomor 2. Untungnya, tahun ini ada 4 kolom buat pilihan kampus dan jurusan. Aturannya harus 2 sarjana, 1 D4, dan wajib 1 D3.

Jadi, aku masukin pilihan nekatku, pertama S1 kedokteran umum di UNS, kedua D4 Keperawatan anestesiologi di UNS, dan ketiga Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PPNS. Kenapa K3 aku taruh terakhir? Soalnya PPNS kurang diminati, meski ada 5.000 pendaftar tahun 2024. UNS lebih gila lagi, 101.464 pendaftar buat kedokteran dan anestesi. Keras banget persaingannya, bisa 200:1 orang lolos. Ini bukan mau ngerendahin, tapi K3 jadi harapan saat pengumuman. Kalo tau kampus ga suka nomor 2, taruh mereka di nomor 1.

Kalo ada banyak jurusan, ya pilih di satu kampus aja. Biar keliatan loyal. Jangan gengsi ngosongin kolom 2, 3, atau 4 sama jurusan random. Kasian temen-temen yang bener-bener mau jurusan itu. Jadi cerdas, tanggung jawab, pilih jurusan yang bener-bener kamu mau. Kalo diterima nomor 2, 3, atau 4, tetep daftar dan nikmatin kampusnya, jangan pilih random. Cukup jadi cerdas tanpa bodoh, jangan cerdas tapi bodoh karna ego nya sendiri.

Aku rasa itu semua persiapan yang aku lakoni dimulai dari konsultasi minat dan bakat ke guru BK, konsultasi ke orang tua perihal jurusan, konsultasikan lagi ke guru BK terkait jurusan yang akan kalian tuju, pelajari subtes dengan pembobotan nilai lebih besar, dan terakhir pilih dengan bijak jurusan di kampus impian kalian.

Seringkali aku dengar banyak orang tidak mengambil UTBK-nya karena terpilih di pilihan 2, 3, atau 4, di mana di pilihan tersebut ada kampus dan jurusan yang dipilih oleh teman-teman kita di luar sana.

UTBK bisa diulangi lagi, cukup pilih apa yang kalian minati tanpa mengambil impian teman kita yang lain. Bisa jadi ada teman kita yang telah mengulang UTBK 3 kali, dan jurusan impian yang mereka inginkan adalah pilihan ke 2, 3, atau 4 yang kalian buang itu.

Semangat buat angkatan selanjut-selanjutnya, semoga tulisanku kali ini mudah di pahami dan di mengerti, mohon maaf apabila ada salah kata atau salah ketik. Aku berharap SMA Khdijah kedepannya dapat berkembang dengan siswa yang cerdas dan penuh tanggung jawab dan kalian dapat mewujudkan cita-cita yang kalian impikan melalui kampus yang kalian inginkan.

Terakhir jangan lupa beribadah, berbakti kepada kedua orang tua, dan berbagi kepada sesama. Sekian dari aku, semangat untuk adek-adek semua kejar semua mimpi dengan penuh tanggung jawab. Wassalamualaikum

”Bukan apa yang kita dapatkan. Melainkan siapa kita, apa kontribusi kita… yang memberi makna pada hidup kita”. -Tony Robbins

-Penulis Merupakan Korban Laka Lantas Selama 4x Saat SMA

source pict

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *