Oleh: Penyair Amatir
Pekan penilaian sumatif akhir semester (PSAS) tengah berjalan. Tentu sebagai pelajar, semuanya pasti ingin mendapatkan hasil maksimal. Baik itu yang jarang belajar, yang suka tidur di kelas, yang rajin kuliner saat jam pelajaran, atau yang rajin belajar. Jika dilakukan survei, saya pikir jawaban dominan ialah: mendapat nilai yang memuaskan (orang tua).
Izinkan saya bercerita dulu.
Saya senang mencermati tulisan-tulisan di sepanjang jalan. Jika suntuk, saya sering membacanya dengan nyaring. Laiknya membaca buku. Saya membacanya dengan runtut, walau materinya acak. Ada semacam energi yang saya dapatkan dari aktivitas demikian. Menghubungkan tulisan-tulisan yang sejatinya tidak berhubungan. Tulisan di: baliho, penunjuk jalan, toko kelontong, bak truk, bumper mobil, kaos pengendara motor, tembok, dll.
Suatu kali saya berada di belakang sebuah truk. Lupa kapan tepatnya dan di mana. Yang jelas di lampu merah. Truk itu berhenti. Begitu juga saya dan pengguna jalan lainnya. Ada tulisan tangan di bak truknya. Tangan yang menulis itu saya pikir mempunyai keahlian seni kaligrafi. Besar huruf dan barisnya enak dilihat. Isi tulisannya bukan sesuatu yang baru. Saya pernah menjumpai di beberapa tempat.
Berikut saya kutipkan dengan tipografinya.
ALLAH SWT TIDAK
MENYUKAI HAMBANYA
YANG KLEMAR-KLEMER…
DAN KURANG SAT SET…
Pesan tulisannya jelas dengan sekali baca. Tetapi dalam tulisan ini saya ingin menafsirkan, jika klemar-klemer (dan kurang sat-set) itu sifat yang melekat pada kaum pemalas. Pemalas memiliki segudang alasan untuk menunda mengerjakan sesuatu (biasanya jebakan zona nyaman).
Kita punya modal waktu sehari 24 jam itu untuk beragam aktivitas. Tidak ada yang diberi waktu yang kurang atau lebih. Persis 24 jam.
Nah, dengan modal waktu tersebut sejatinya kita punya hak untuk memilih: menjalaninya dengan klemar-klemer atau sigap (istilah kiwarinya: gercep satset watwet). Tentu dengan segala konsekuensinya.
Sigap dulu, sigap kemudian.
Sebagai pelajar yang ingin maksimal psasnya, tentu pertama-tama kualifikasinya harus sigap (gercep satset watwet). Mari bersama refleksikan semester ini dalam dua hal saja (selebihnya atur sendiri).
Pertama, tugas mata pelajaran. Sudah sejauh mana kesigapanmu menuntaskan? Tuntas 100%, 75%, 50%, 25% atau bahkan 0%? Apapun jawabanmu, reaksimu harus sigap. Jika belum 100% segera mulai sekarang. Tuntaskan. (Hanya begitu caranya untuk mendeteksi sekaligus menangkalnya).
Kedua, mapel yang akan diujikan. Seberapa paham saya dengan materinya? Sekali lagi, hanya kamu yang mampu menjawabnya. Lalu sigaplah sesuai dengan kadar jawabanmu.
Apapun pilihanmu, sejatinya menjadi tanggung jawabmu. Sebuah kutipan inspiratif dari R.A. Kartini di akun X – Logikafilsuf:
Banyak hal yang menjatuhkanmu . Tapi satunya hal yang benar-benar menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
Selamat menikmati pekan PSAS. Semoga apa yang menjadi pilihanmu, selalu dapat membuat kebahagiaan di masa depanmu. Hokya.
1 Desember 2024
Pinggir jalan raya Prambon
menyeduh kenangan
–Penulis merupakan penyair yang mengisi waktu luangnya dengan menjadi guru.
Source pict
292 total views, 3 views today