Hai pembaca setia Turcham! Apa kalian masih terbawa dengan suasana meriah atas kemenangan pasangan ganda putri Badminton Indonesia Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020 pada tanggal 2 Agustus 2021 lalu? Kalau iya, saya di sini akan meresensi film yang diambil dari kisah nyata seorang mantan atlet olahraga cabang Badminton asal Indonesia yang melegenda, “Susi Susanti: Love All”.
Film ini adalah film biopik yang diambil dari kisah nyata Susi Susanti, mantan atlet Badminton asal Indonesia pertama yang berhasil menyumbang medali emas di olimpiade. Film ini rilis pada tahun 2019 dan disutradarai oleh Sim F.
Nah, sekarang, yuk kita ulas isi film Susi Susanti: Love All ini! Jangan lupa untuk siapkan Wi-Fi atau kuota kalian. Oh iya! Nontonnya jangan di website ilegal ya, mari kita menghargai kerja keras orang-orang yang bersangkutan dalam proses pembuatan film nya!
Judul : Susi Susanti: Love All
Genre : Biopik, Olahraga, Drama
Durasi : 1 jam 36 menit
Rilis : 24 Oktober 2019
Pemain : Laura Basuki, Dion Wiyoko, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Jenny Chang, Chew Kinwah, Moira Tabyna Zein
Rating : 13+ (13 tahun ke atas)
Status : Telah tayang di bioskop pada tahun 2019
Sutradara : Sim F
Perusahaan Produksi : Damn! I Love Indonesian Movies, Oreima Films, East West Synergy
Trailer Source: https://youtu.be/XKPD8Obehq4
SINOPSIS :
Film biopik ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang Susi Susanti (Laura Basuki) meraih medali emas di olimpiade Barcelona tahun 1992 yang penuh dengan lika-liku.
Di awal film, diceritakan Susi yang masih kecil saat itu menantang seorang juara dari Tasikmalaya yang bernama Udin. Dari pertandingan Badminton yang pertama kali dimenangkannya itu, kecintaan Susi kepada Badminton semakin bertumbuh, keinginannya untuk menjadi seorang atlet Badminton semakin kuat, dan dari kemenangannya itu juga Susi dipanggil untuk mengikuti try out di Klub Badminton Jaya Raya di Jakarta.
Di Jakarta, Susi mendapatkan banyak rintangan saat masa pelatihan. Apalagi, ia harus hidup di sana sendirian bersama orang-orang baru. Saat masa pelatihan ini pun, Susi mendapatkan banyak pelajaran baru tentang teknik-teknik bermain Badminton yang baik. Dan dari sinilah, perjalanan Susi menjadi seorang atlet Badminton yang sesungguhnya dimulai.
Kemenangan yang Susi raih di World Championship Junior pada tahun 1985 membawanya menuju ke pelatihan nasional PBSI. Di sana, ia dilatih oleh Tong Sin Fu (Chew Kinwah) dan Liang Chu Sia (Jenny Chang) dan bertemu pula dengan atlet Badminton yang lain sekaligus pujaan hatinya, yaitu Alan Budikusuma (Dion Wiyoko).
Sejak dilatih oleh Tong Sin Fu dan Liang Chu Sia, prestasi Susi di bidang olahraga cabang Badminton pun meningkat. Ia berhasil meraih medali emas di Sudirman Cup Jakarta pada 1989, di Olimpiade Barcelona pada 1992, dan masih banyak lagi.
Lika-liku yang dijalani Susi untuk meraih impiannya pun tidak hanya sekadar konflik yang dialaminya sebagai atlet Badminton. Banyak konflik-konflik lain yang menimpanya dan keluarganya. Seperti masalah percintaan, juga masalah politik Indonesia pada masa kepemimpinan Soeharto di mana keturunan Tionghoa sulit mendapatkan identitas kewarganegaraan.
RESENSI :
Film ini memiliki penggambaran suasana yang membuat kita seolah-olah berada di dalam filmnya. Sinematografi dan sound effect yang ada sangat mendukung atmosfer film. Penggambaran masing-masing tokoh pun juga sangat kuat.
Sayangnya, terkadang suara percakapan tokoh-tokoh tidak terdengar disebabkan oleh volume backsound yang terlalu keras. Lalu, tidak jarang juga ditemukan dialog antartokoh dengan bahasa daerah Sunda. Tetapi saat dialog itu berlangsung, tidak ada subtitle bahasa Indonesia yang bisa membantu orang-orang yang bukan berasal dari daerah Sunda untuk dapat mengerti isi percakapan tersebut.
Ada banyak pesan moral dari film Susi Susanti: Love All yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah untuk tidak menyerah dan putus asa di situasi apapun, bahkan saat di situasi tersulit pun. Sekian resensi film dari saya, sampai jumpa di resensi berikutnya! (Edna Prita Azalea)
One thought on “Bincang Film: Perjuangan Sang Legenda Badminton Indonesia, “Susi Susanti: Love All””