~Penyair Amatir
Di tengah melambungnya minyak goreng, maksud saya harganya, klan Verenigen akan menghadapi ujian pamungkas. Ujian itu bernama USP-BKS.
USP-BKS? Jangan mudah kaget atau bingung. Dulu ujian itu bernama Ujian Sekolah. Kadang disebut US dan atau juga Usek. Atau kalau saya meminjam istilah Naufal Jad dalam draft novelnya, ujian selesai ujian lagi.
Sebelumnya, kelas XII telah menjalani EHB-BKS. Wah, apalagi itu? Sekali lagi, jangan mudah kaget atau bingung. Cari saja di internet. Heuehu.
Ujian Satuan Pendidikan Berbasis Komputer dan Smartphone, demikian kira-kira USP-BKS itu. Tentu saja anak-anak Verenigen harus menempuh studi hampir tiga tahun untuk bisa bersua dengan ujian tersebut.
Jadi jangan tanya apa yang sudah mereka perjuangkan untuk sampai di titik ini. Waktu, biaya, tenaga, pikiran, cinta, cemburu, dan banyak lainnya.
Beberapa di antara mereka tentu ada yang berguguran. Pindah sekolah bisa jadi, dengan beragam alasan. Juga salah satu teman terbaik mereka, Ihsanudin (XI IPA 3) yang telah menghadap Allah Swt. Alfatihah buat Ananda, Alfatihah.
Sebagaimana ujian, pasti mereka telah menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Mulai admistrasi untuk mendapatkan kartu peserta. Berlatih materi yang akan diujikan. Datang tepat waktu ketika pelaksanaan.
Juga yang menjadi kunci penting dalam ujian, yakni jujur dalam menuntaskan soal demi soal. Sebuah karakter yang sangat amat penting harus dimiliki mereka. Sebagai calon-calon pemimpin bangsa.
Telah banyak yang telah mereka perjuangkan selama menempuh studi di Khadijah, saya pikir mereka layak mendapatkan hasil maksimal. Semoga anak-anak tercinta diberikan kesehatan, kecerdasan, dan paling penting, ilmu barokah. Alfatihah.
Di tengah hiruk pikuk pemerintah mempromosikan gelaran Moto GP di Mandalika dan juga omelan emak-emak tentang harga minyak goreng yang bikin geleng-geleng, saya mengucapkan kepada semua Warga Verenigen untuk tetap semangat menjalani ujian pamungkas ini. Meminjam komentar kata Mas Nabiel di kolom komentar youtube Turcham Media edisi Podcastnya Firda, Vamos!
Diguyur hujan lebat
dan sebuah lagu patah hati
dari Armada
20/3/22
*Pembaca buku yang kebetulan menjadi guru