Oleh: Penyair Amatir
Sahabat terkasih, menu kita hari ini apa sih? Nampaklah di buku menu jawaban opsional itu dengan berbinar-binar sekaligus mencengangkan:
- lingkungan yang positif
- kebahagiaan (mungkin lingkungan yang dimana kita merasa aman, didukung)
- menciptakan hari yang baik
- surat untuk masa lalu
- demokrasi
- kebersihan.
Itulah menu yang harus saya rumuskan untuk Pulang edisi Januari di tahun yang tidak baru-baru amat ini (2024). Oleh karenanya saya memutuskan untuk memasak semua menu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
LINGKUNGAN YANG POSITIF DAN KEBAHAGIAAN
Ada sebuah kasus yang harusnya hanya ada di fiksi. Saya teringat diskusi ‘ilegal’ dengan Pak Sunu (dosen saya) di suatu sore. Beliau berujar: “adakalanya, realitas lebih kejam dari fiksi”.
Seorang anak dicabuli ayah kandung dan pamannya. Lalu bertahun-tahun kemudian terbongkarlah perbuatan terkutuk itu.
Pertanyaan mendasar, bagaimana lingkungan yang menjadi latar pada situasi tersebut? Oleh karenanya, sebagai bagian dari komunitas di lingkungan manapun, penting bagi kita untuk bersikap. Lantang bersuara. Tolak tindakan kekerasan seksual (verbal/fisik) kepada siapapun: tua/muda/berkuasa.
Hanya dengan jalan itu, menu: kebahagiaan (mungkin lingkungan yang dimana kita merasa aman, didukung) akan terbangun. Saya tebali lagi, rasa aman adalah kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh tiap individu. Prasyarat (salah satu) menuju indikator kebahagiaan.
SURAT UNTUK MASA LALU JUNCTO KEBERSIHAN
Tahun 2023 menjadi tahun terpanas. Anak-anak muda harus paham bahwa ini bukan gejala normal dari siklus alam. Tetapi dari banyak studi, sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia di tahun-tahun sebelumnya.
Tentu aktivis lingkungan punya data bagaimana perubahan iklim yang radikal ini punya asbabun nuzul yang harus dicarikan jalan keluarnya. Peta itu untuk menyelamatkan masa depan. Mengutip Rocky Gerung, kalau bicara isu lingkungan kita sedang berbicara masa depan planet ini.
Pelajar SMA Khadijah, harus punya kepekaan terhadap isu lingkungan. Pencemaran, pemanasan global, darurat sampah, cuaca ekstrem, hingga konferensi-konferensi tentang enviromental etik yang disuarakan oleh pemuda-pemuda di seluruh dunia. Harus terhubung dengan itu. Toh bisa diakses dengan mudah lewat jari. Ketimbang scrolling random tak tentu arah jalan pulang.
Secara teknis, sederhana saja. Pernahkah kita berpikir, bahwa sampah yang kalian buang di tempat sampah sekolah (kadang di laci meja, di ruang kelas, di auditorium, multimedia, lsbf) berakhir di mana? Cukupkah jalan membuang sampah pada tempatnya?
Masa lalu menjadi semacam cermin untuk mencari alternatif menuju masa depan. Lalu kita kenal itu istilah: ekonomi hijau, teknologi hijau, dst.
DEMOKRASI
Saya apresiasi materi Tim Mading Kaost lewat karyanya di mading bawah. Setiap menuju ruang seni saya selalu menyempatkan melihat senyum tiga pasang politikus itu. Juga membaca visi yang tertulis di sana.
Tentu momen tahun pemilu sangat bersejarah. Khususnya bagi kalian yang punya hak di hajatan demokrasi ini. Nikmati saja riuh rendah perdebatan yang menjamur di media sosial. Sebagai sebuah pembelajaran dalam alam demorasi.
Sebagai anak muda, tentu kalian punya preferensi sendiri. Datanglah ke bilik suara. Gunakan hak pilihmu di 14 Februari. Apapun pilihanmu, minumnya tetap harus sambil duduk ya 💀.
MENCIPTAKAN HARI BAIK
Sebuah kutipan di Jawa Pos saya bawa ke kelas (minggu lalu). Beberapa siswa mengomentari dengan cerdas. Sepertinya sangat relevan dengan menu gado-gado hari ini.
“Dia sudah mau berangkat tapi takut, bisa kita dorong; tapi malu, bisa kita temani; tapi nggak punya ongkos, bisa kita ongkosi; tapi tiba-tiba ogah… nah ini yang tidak bisa kita apa-apakan lagi.” | (Sujiwo Tejo).
Semangat untuk menciptakan hari baik sejatinya berasal dari diri kita. Semesta hanya mendukung saja. Tetapi jika OGAH, inilah sumber dari segala kisah (bukan kasih). Semoga kebaikan selalu menyertai kalian. Salam super 🧊.
*Penulis merupakan pemerhati puisi yang mengisi waktu luangnya dengan menjadi pengajar BI
Source pict
241 total views, 3 views today
