Puisi

Puisi: Ibuku…

Sumber gambar: Pinterest

Oleh: Lisa Hadija*

Jika ada yang bertanya dari siapa  ku belajar kesabaran?
Jawabnya, Ibuku…
Jika ada yang bertanya dari siapa ku belajar keikhlasan?
Jawabnya, Ibuku…
Jika ada yang bertanya dari siapa ku belajar kelembutan?
Jawabnya tetap, Ibuku…

Ibu, engkau menunjukkanku bahwa hidup adalah pengabdian…Pengabdian kepadaNya,
Kepada keluarga
Juga tempat bekerja…
Ibu,  engkau menunjukkanku bahwa hidup adalah pengorbanan…Berkorban hati, raga dan harta.
Bahkan mungkin jiwa…

Berbagi adalah kebahagiaanmu,
Menyayangi adalah keahlianmu,
Mencintai adalah jalan hidupmu,
Ibu, darimu kutemukan makna,
Melihat dengan jiwa,
Memandang dengan hati ,
Menatap dengan rasa…
Tak pernah kudengar kau mengeluh,
Hanya syukur yang senantiasa terucap…
Begitu sabar kau mendidikku dan semua anakmu,
Tak pernah sekalipun kau memukul atau mencubitku…

Ibu, kau tanamkan kesadaran
Bahwa hidup bukan untuk menumpuk harta,
Bahwa hidup adalah bergantung kepadaNya,
Bahwa hidup adalah kesempatan untuk berbagi dan memberi,
Kepada yang hidup juga kepada yang telah mati….
Kau tanamkan simpati,
Kau tumbuhkan empati,
Dari tauladan yang kau beri….

Tak banyak kata,
Kulihat hanya tetesan airmata,
Saat kau bermunajat kepadaNya
Dimanapun dan kapanpun kau berada
Saat kau merinduNya,
Saat kau dirinduNya,
Saat ujian menerpa,
Saat bahagia membuncah didada…

Ibu, takkan kulupa saat terakhir kumenatapmu…
Kau terbaring dengan cantiknya,
Terpancar kesabaran dan kelembutan dari wajahmu,
Begitu cepatnya… 
Tak pernah terbersit itu adalah perpisahan.
Hingga tak ada yang  mengiringmu dengan Yasin.
Surat yang senantiasa kau lafalkan,
Hampir di setiap pagi dan petangmu,
Lantunannya s’lalu getarkan kalbuku,
dan jatuhkan butiran air mataku…
Hingga kini s’lalu kurindu
Tuk mendengar lantunan Yasin mu.

Hari itu, hanya satu yang tak biasa…
Kau bebersih diri sedari pagi…
Kau sisir rambut dan berganti baju yang bersih dan wangi…
Seolah kau kan pergi silaturahmi atau dikunjungi.
Berjam-jam kau duduk di teras, seolah menanti…
Pagi itu, sempat kau  pinta tuk berpeluk  manja sambil berbincang denganku,
Hanya sesalku kini dan hayalku tuk memelukmu sepanjang waktu….
Maafkanku…  
Yang tak bisa bahagiakanmu…
Walau hanya pelukan…
Kini, doaku s’lalu…
S’moga kau  bahagia dalam pelukan kasihNya.
Aamiin Allahumma Aamiin.

Yang Merindumu,

Kasih, 10.18 28/10/2020        

*Penulis merupakan pengajar di SMA Khadijah yang juga seorang ibu.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *