Buku

Namaku Alam: Mengulik Peristiwa Sejarah 1965

Pengulas: Zera Alinda

Judul Buku : Namaku Alam
Penulis : Leila S. Chudori
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Jumlah Hal : 424

Terbit: 20 September 2023

Namaku Alam, spin off dari buku karya Leila S. Chudori berjudul “Pulang” yang dipublikasikan pada tahun 2012. Novel ini mengambil latar belakang rentang 1965-1982.

Menceritakan tokoh utama buku ini bernama Segara Alam, anak dari seorang ayah yang dieksekusi dan diburu karena dianggap berafiliasi dengan PKI atau komunis yang mengakibatkan Alam tumbuh sebagai sosok yang cukup emosional dan pemberontak. Alam hidup bersama ibunya, Surti Anandari dan kedua kakak perempuannya, Yu Kenanga dan Yu Bulan. Alam menjadi laki-laki satu-satunya dikeluarganya.

Alam juga digambarkan sebagai sosok yang memiliki kemampuan “photographic memory” dimana ia dapat mengingat seluruh kejadian masa lalu secara visual sehingga menciptakan karakter yang emosional dan mengingatkan pada satu peristiwa.  

Salah satu kejadian tak terlupakan saat Alam berusia tiga tahun, keluarganya berhadapan dengan aparat yang sedang memburu ayahnya dan mengalami hal-hal sulit. Di sekolah, ia hanya berkawan dengan seorang anak bernama Bimo Nugroho karena ia memiliki latar belakang ayah yang juga dianggap sebagai pengkhianat negara.

Hal ini membuatnya sering mendapat cemoohan tak pantas seperti anak pengkhianat negara, anak tiri negara dan sebagainya. Akibat karakter Alam yang emosional dan pemberontak ini, ibunya beberapa kali menerima beberapa kali panggilan dari sekolah karena ulah anak bungsunya itu. Hal ini juga mengakibatkan Alam pindah sekolah dan dari situlah perjalanan Alam dimulai.

Namaku Alam memiliki perbedaan dengan 2 buku karya Leila sebelumnya, Laut bercerita dan Pulang walau mengangkat tema yang sama yaitu historical fiction.

Jika 2 buku tersebut juga berfokus pada pendalaman tokoh-tokoh yang ada di dalam buku, Namaku Alam lebih memfokuskan dengan pergerakan emosional Alam dan lebih menjadikan peristiwa sejarah 1965 sebagai latar cerita.

Namun kita juga diajak untuk mengulik nasib para penyintas PKI dan peristiwa-peristiwa pada tahun itu yang mungkin belum pernah diulas di media, melalui sudut pandang dan latar belakang Alam. Sehingga kita juga dapat melihat pergerakan tokoh, tidak hanya sekilas tentang “bagaimana ia beradaptasi dengan pertemanannya dan kisah cinta remaja Alam“. Buku ini juga memasukkan unsur yang sekarang sering dibicarakan oleh masyarakat, masalah kesehatan mental dan feminisme. Karena karakter lahir dari keluarga yang progresif.

Buku ini memiliki dua bagian di dalamnya “Kuning Jingga” dan “Merah Kesumba” yang masing-masing terdiri dari beberapa bab. Terdiri dari dua jilid dan masih berada pada jilid 1 sehingga tidak ada konflik signifikan ataupun konflik yang memuncak pada buku ini.

Namun gaya bercerita sang penulis yang menarik membuat kita terus menerus tertarik untuk mengikuti alur hingga akhir. Dan terdapat plot twist mengagumkan pada beberapa bagian terakhir dan tidak dapat dilewatkan.

Penulis merupakan siswa kelas X yang tengah aktif berkarya di Turcham Media

Pict source

420 total views, 6 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *