Oleh: Penyair Amatir
Citra dan warisannya membuat saya harus menulis catatan singkat ini. Citra yang saya maksud yakni Citra Rosalia, Pimpinan Umum Turcham Media (PUTM) tahun 2020. Sementara warisannya, yakni seputar jejak apa saja yang dia (dan rekan-rekan seangkatannya) tinggalkan untuk Turcham Media.
Semasa Uswatun (PUTM 2019), anggota Turcham kelas X (Citra dkk) mendapat pengalaman langsung dari kelas XI. Tentang banyak hal dalam setiap event yang menjadi materi berita. Walau hanya satu semester setengah, saya pikir sudah cukup untuk membentuk pola kerja mereka. Hingga kemudian pandemi tiba dan membuat hal-hal baru yang sebelumnya tidak bisa kita bayangkan.
Citra, Fira, Mutia, Lintang, Hani, Alvin, Cinta, Nabil – menjadi model dari anggota baru Turcham kelas X. Yang sayangnya, harus dipisahkan oleh ruang. Setelah sekolah menjalani daring, aktivitas Turcham juga tentu mengikuti. Level pengawasan saya juga tidak lagi bisa benar-benar penuh. Kala itu, yang penting Turcham bisa berjalan. Tak perlu berlarian seperti mode normal. Namun demikian, harus saya akui kerja kelas XI dalam kondisi itu sudah saya kategorikan maksimal.
Permasalahan daring membuat jembatan antara kelas X dan XI menjadi lebar. Mereka hanya bisa mengatur program kerja tanpa sekalipun bertatap muka langsung. Bahkan saya tidak hafal anggota Turcham kelas X (waktu itu) yang memutuskan mundur dengan beragam alasan.
Praktis, eranya Citra hanya beberapa kali bisa ketemu. Itupun dengan catatan: canggung. Hingga akhir hayat, yang terisi dari kelas X yakni: Ayesa (selanjutnya menjadi PUTM 2021), Naila, Tara, Najma, Shafa. Sialnya, saya tidak benar-benar tahu mendalam bagaimana kualitas mereka dalam bekerja. Karena yang benar-benar saya tahu dalam dalam kepala saya masih: Citra, Fira, Mutia.
Jika sebelumnya, transisi dari pengurus lama ke baru berjalan sedikit kurang apik, maka saya pesan kepada Citra untuk membuat rencana yang lebih detail dan bermutu. Hasilnya, mulai dari penjaringan anggota, pelatihan anggota baru, hingga pelantikan terasa lebih baik dari periode sebelumnya.
Jika selama badai pandemi, ekskul vakum, maka tidak demikian dengan Jurnalistik. Melalui Turcham Medianya, mereka bekerja spartan mengabarkan informasi tentang SMA Khadijah. Juga masih sempat mengikut beberapa lomba dan mendapat nomor juara.
Itu saya pikir merupakan warisan dari Citra dan kawan-kawan seangkatannya. Yang kemudian diteruskan oleh Ayesha. Yang saya paham bahwa jurang yang menganga harus disiapkan obat khusus. Maka dalam sambutan pelantikan, Pak Yusuf memberikan motivasi bagaimana seharusnya anak Turcham bekerja. Saya juga berjanji pada diri saya untuk kembali menaikkan level pengawasan kepada Ayesha dan pasukan barunya.
Saat ini, saya melihat anggota Turcham kelas XI sudah siap untuk mendampingi adik-adiknya di periode tahun depan. Dalam kepala saya tidak hanya ada: Ayesha, Naila, Tara, Anindya. Tapi bahkan Arthur dan Mas Arip (masa pemulihan) sudah bisa saya bayangkan kerjanya.
Sekali lagi harus saya katakan, warisan Citra setidaknya telah bekerja dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, hal-hal baik bisa dilanjutkan di masa depan. Inovasi dan kreativitas harus senantiasa ditumbuhkan.
Selamat menempuh perjalanan baru buat kalian, anak-anak Turcham yang barus saja lulus. Semoga ikatan kita tak pernah putus-putus. Citra, Fira, Mutia, Hani, Lintang, Alvin, Cinta, dan Nabil.
Wonoayu, 26 Juni, 2022
Di pinggir jalan raya
(Jika boleh menyebut lagi warisan Citra, mungkin nasi bungkus yang biasa ia bawa ke sekolah itulah yang melekat di kepala saya. Semoga lain kali masih berkesempatan membuka karet bungkusnya)
*Pembaca buku yang suka nonton bola
1,719 total views, 3 views today