Pulang

Festival Catatan Akhir Sekolah Refty

Oleh: Penyair Amatir

Novel Catatan Akhir Sekolah (CASR) semata-mata sebagai upaya kecil untuk menanamkan habitus menulis yang “agak” sedikit panjang di sekolah tercinta, SMA Khadijah.

Sebagai aktor Generasi Z, Klan Refty ini terbiasa berumah dalam hiruk pikuknya dunia digital. Yang tentu saja, hal tulis-menulis bukan sesuatu yang asing. Tetapi tulis-menulis yang agak sedikit panjang, sepertinya masih menjadi kasus yang cenderung belum terjamah. Bayangkan saja: menulis takarir (caption), memberi komentar sebuah unggahan, hingga ngobrol via chat. Rutinitas keseharian tersebut, rumusnya: dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Tentu ini secara lebih adil, bukan saja generasi Z saja yang lemah dalam tradisi menulis agak panjang. Situasi ini menjadi bagian dari budaya baca kita yang lemah. Dari lintas generasi. Kenapa berhubungan? Modal menulis akan sangat berkaitan erat dengan kemampuan membaca seseorang. Bisa dipelajari lebih lanjut tentang isu ini.

RUANG SUNYI

Setiap penulis memiliki jalan kreativitas (ruang sunyi) sendiri dalam menuangkan tulisannya. Begitu pula penulis muda ini, harus menengok “ruang sunyinya” di tengah padatnya kurikulum yang harus ditempuh sebagai seorang pelajar.

Selama satu semester, saya tidak memberikan ruang di KBM untuk menulis CASR. Tentu karena saya juga harus menjalankan amanat konstitusi (heuehu) yakni memberikan materi seperti yang digariskan. Sepadat itu. Konsekuensinya, mereka menulis di luar kelas. Ya sambil liburan. Di tempat bimbel. Di kamar. Di mobil dan sebagainya.

Saya paham jika inspirasi tak seperti “nyeruput” kopi. Kadang hadir tak terkendali, kadang pergi tak kunjung kembali. Tetapi saya sudah memberikan dalil kepada mereka, bahwa menulis novel yang baik itu ada dua macam: yang dikerjakan dan yang selesai.

Maka, konsistensi menjadi penting untuk meninju inspirasi yang timbul tenggelam itu. Kerjakan dan tuntaskan. Karena ini sebuah proyek (ujian praktik) yang ada batas waktunya.

FESTIVAL ZONASI

Selama proyek ini saya kendalikan diri saya untuk mengakimi tulisan. Saya biarkan penulis-penulis ini untuk menemukan ritmenya. Jikapun saya koreksi, itu hanya pada hal minor. Ini penting agar mereka tidak terbebani dengan tugas lanjutan sebagai editor. Cukup mereka: menulis, menulis, dan menulis.

“Apakah Bapak membaca catatan tulisan kami di line?” (CASR ditulis maraton di note line sesuai dengan tema yang saya berikan)

Pertanyaan yang sering saya dengar. Yang kadangkala saya jawab sesuka hati saya. Heuheu.

Setidaknya, saya bisa membagi ke dalam tiga zona.

  • Zona A | Beberapa siswa memiliki kecakapan tinggi dalam menuangkan inspirasinya ke dalam tulisan. Sudut pandangnya segar. Kalimatnya renyah mengalir. Kemampuan teknis menulisnya (ejaan) bagus.
  • Zona B | Cukup banyak siswa yang tulisannya bagus tetapi agak ceroboh dalam memilih kata serta meletakkan tanda baca.
  • Zona C | Sangat banyak siswa yang menulis sebagai syarat formalitas. Tulisan tidak dieksplorasi. Maka nuansanya kering. Padahal kemampuan teknis menulisnya bagus.

Zona D | Cukup banyak siswa yang menulis sebagai syarat formalitas. Juga ceroboh teknis menulisnya.

Tetapi apapun itu, saya sangat gembira dengan situasi tersebut. Setidaknya mereka punya pengalaman menulis yang agak panjang.

REFERENSI

Hal yang mendasar kedua, catatan Refty ini setidaknya menggambarkan perasaan dan pikiran tokoh (penulis) dibentuk dari pengalaman keseharian yang simultan. Realitas ini setidaknya bisa menjadi jawaban alfernatif dari pertanyaan sederhana dari banyak situasi: siapakah anak saya itu? siapakah murid saya itu? siapakah teman saya itu? atau yang tak kalah pentingnya: apakah pengalaman yang saya tulis dapat membantu menjadi naik level di masa mendatang?

CASR dengan segala keterbatasan, telah melampaui batasan “agak sedikit panjang” dengan dinamika yang terjadi selama prosesnya. Sekaligus menjadi referensi mutakhir bagaimana membaca sebuah generasi yang kini mulai dibajak eksistensinya dengan stigma: kaum rebahan yang maunya instan tetapi penuh kerapuhan (jiwa).

(Prambon, 10-11/2)

*Penyair yang juga guru penguji uprak BI di SMA Khadijah

1,623 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *