SAJAK MEMORI
Kureka kembali memori masa
Suatu hari yang penuh pengandaian Tapi mustahil dilakukan
Hingga tersadar semua butuh pengorbanan
Kala ku berjuang keras wujudkan sejuta keinginan
Bermula dari sebatas angan, yang menjelma bak harapan
Sekali dua aral melintang di hadapan
Berusaha kalahkan kobaran yang telah bersarang
Tak jarang muncul rasa remang
Rasa yang menyenangkan bagi cobaan
Namun menyedihkan bagi impian
Ia bernama ketakutan
Takut akan rasa sial
Takut akan rasa sesal
Takut akan rasa gagal
Yang mungkin akan dating di masa depan
Kulanjutkan segala perjuangan dan pengorbanan
Selama api dalam diri belum padam
Dan keyakinan bahwa takdir tuhan takkan pernah mengecewakan
Kata penyesalan dan kegagalan yang dulu kutakutkan
Kini telah hilling dari kamus kehidupan
Setelah darah yang dulu bercucuran
Ataupun kubangan bahkan gulungan ombak besar yang terkalahkan
Sekarang dapat kubuktikan
Dengan rekahkan manisnya senyuman
Bukan Akhir Tujuan
Kita hidup di akhir zaman
Di mana nilai hitam di atas putih selalu
Menjadi tuntunan
Dan orang yang menghargai proses telah
Menjadi suatu kelangkaan
Orang yang curang sudah biasa menang
Dan orang yang memperhatikan keberkahan justru biasa disudutkan
Kita hidup di akhir zaman
Masalah orang pintar tak usah diragukan
Namun ketawadukan dan keberkahan sudah
Patut dipertanyakan
Apakah masih kurang tegas penjelasan
Semesta alam?
Di mana orang pintar yang memiliki jabatan
Justru menjadi perusak yang merugikan
Itu semua tergantung apa yang kita tanam
Apakah kita mencari keberkahan dan rida
Tuhan
Atau hanya mencari perhatian orang?
Hanya satu yang kuharapkan
Generasi kelanjutan harus sadar
Bahwa dunia bukanlah akhir kehidupan
Apalagi akhir dari segala tujuan
Gresik, 6 Mei 2021
***
Wafiq Dinda Agustin, biasa dipanggil Wafiq atau Dinda. Lahir di Gresik, 13 Agustus 2005. Semenjak duduk di bangku SMP, ia mempunyai hobi membuat puisi. Jangan ragu untuk menyapanya melalui akun Instagram @wafiqdindaa ya!
1,284 total views, 3 views today