Oleh: Penyair Amatir*
Mata saya terhenti pada sebuah feed instagram •harian.disway•. Di sana ada wajah CEOnya, Dahlan Iskan, yang lagi tersenyum. Eh, bisa jadi itu tertawa. Tapi semacam itulah. Heuheu.
Tentu saja yang membuat saya tertarik adalah tulisan di sebelah Pak Dahlan. Begini bunyinya jika saya baca.
“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.”
Terkait dengan kutipan di atas, ada beberapa kejadian yang akan saya udar di sini.

Selepas ujian praktik yang menguras tenaga bin pikiran bin waktu, kelas XII tidak lagi bisa menyandarkan bahu di tembok. Menikmati masa rehat yang tentu sangat diperlukan oleh mereka.
Mereka harus menjalani lagi aktivitas pembelajaran seperti semula. Mengikuti rangkaian “try out” UTBK di hari Sabtu. Belum lagi yang mendapat anugerah remidi dari ujian praktik ataupun ulangan di beberapa pelajaran. Padat merayap.
Lalu tiba-tiba ujian akhir semester sudah pura-pura baik hati di depan mereka. Saya membayangkan, ujian akhir semester itu memberikan senyum “mengerikan” pada mereka. Senyum selamat datang.
“Halo, saya datang lagi menjumpaimu teman-teman. Huahauahauah…” demikian kurang lebih saya membayangkan adegan tersebut.
Selain kelas XII, ada juga mereka (kelas X dan XI) yang aktif di organisasi ataupun ekskul. Yang saya pantau sepengetahuan saya saja: Osis, ekskul film, tim saman, anak teater, dan grup jurnalistik.
Tentu mereka harus menjalani aktivitas di organisasi/ekskul mereka. Yang saya pikir juga tidak main-main padatnya. Ya menuntaskan tugas di kelas ya harus diperbudak oleh target komunitas. Dan sialnya, semua idealnya harus dikerjakan dengan sempurna.
Lalu, tiba-tiba muncul ujian tengah semester yang baik hati dan pandai mengaji itu. Yang membuat orang tua mereka selalu memberi semacam tuntutan agar kalian harus maksimal.
Nah, jika kita kembali pada statement Pak Dahlan di awal tulisan ini, saya pikir mereka tidak perlu berkecil hati dengan bejibun aktivitas yang harus mereka kerjakan..
“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan, dan air mata.”
Demikianlah Pak Dahlan memberi suntikan moral padamu yang dilanda kepenatan karena kesukaran yang kamu alami. Yang bahkan tak jarang membuat airmatamu luruh seperti hujan hari ini (ketika menulis ini saya tengah berteduh dari hujan November yang menentramkan jiwa).
Selamat berjuang di ujian akhir semester. Semoga bisa mengikuti dengan tuntas. Hasilnya juga demikian, menyenangkan dan mengenyangkan.
Dungus
23/11/2021
Berteduh di sebuah titik koordinat bersama orang-orang yang dilanda rindu
*Pemerhati novel yang gemar bermain bola daring.