Turcham.com – Edufair virtual yang diselenggarakan oleh SMA Khadijah memasuki hari terakhir pada Kamis (21/1). Sebelumnya, Edufair ini telah berlangsung selama dua hari kemarin, yaitu pada hari Selasa dan Rabu.
Di hari terakhir Edufair 2021 ini, turut hadir perwakilan dari beberapa universitas yang memperkenalkan dan mempromosikan universitas terkait kepada siswa-siswi kelas XII SMA Khadijah Surabaya. Universitas-universitas itu di antaranya PPNS, POLIWANGI, UNESA, Universitas Ciputra, ITTS, Universitas Dinamika, dan UINSA.
Nurul Hidayati, selaku perwakilan dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dari awal selalu mengingatkan agar calon mahasiswa selalu melihat kembali kemampuan diri sendiri dan minat yang dimiliki. Agar alur masuk ke perguruan tinggi tujuan lebih mudah dan kemungkinan diterima pun lebih besar.
“Patikan nilai kalian itu sesuai dengan keketatan prodi yang kalian ambil. Kalau misalnya nilai kalian kecil, jangan ambil prodi yang tingkat keketatannya tinggi. Karena kalian akan kalah di depan,” ujar beliau.
Mengingat keketatan yang dimiliki, PPNS juga mempertimbangkan adanya keterbatasan daya tampung, maka hanya siswa pelamar yang benar-benar memenuhi persyaratan dan dianggap berpotensi yang akan diterima sebagai calon mahasiswa PPNS.
Jalur masuk PPNS ada bermacam-macam, di antaranya SNMPTN, SBMPTN, SNMPN, SBMPN, dan UM-PPNS.
Beranjak ke UNESA (Universitas Negeri Surabaya), Vinda Maya yang merupakan pembicara langsung dari UNESA sangat merekomendasikan Surabaya sebagai tempat untuk menempuh pendidikan pasca SMA. Selain karena dominan siswa berdomisili di Surabaya, juga merupakan salah satu Kota Pelajar dan pusat industri.
“Kenapa di Surabaya? Karena sebenarnya kota yang sangat mencintai lingkungan, pusat ekonomi dan bisnis, untuk mencari pekerjaan setelah lulus akan lebih dekat (mudah),” tanggapan Vinda Maya.
Menurut Vinda Maya, keunggulan UNESA adalah adanya Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang jarang ditemkan di universitas-universitas lainnya. Serta membuka jalan bagi mahasiswa yang menyandang disabilitas agar dapat melanjutkan pendidikannya.
“PLB ini mengakomodir mahasiswa-mahasiswa yang ingin belajar tentang disabilitas. Jadi bukan hanya mahasiswa berkebutuhan khusus bisa masuk, tapi mahasiswa yang ingin mempelajari tentang bagaiamana anak-anak disabilatas itu, bisa masuk di PLB,” lanjutnya
Universitas Dinamika adalah salah satu Universitas yang menjadi pencetak mahasiswa yang paham dan ahli dengan IT. Selain memuat prodi tentang Informasi dan Komunikasi, Universitas Dinamika juga terdapat prodi Ekonomi dan Bisnis, tapi prodi ini juga mengharuskan mahasiswa untuk dapat lihai dengan kemajuan IT dan digitalisasi.
“Selain dibekali dengan Ekonomi dan Bisnis, juga diajari dengan IT-nya. Di sini kami selalu mengajarkan tentang teknologi,” kata Bimo Saputro selaku pembicara dari Universitas Dinamika.
UINSA (Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya) adalah universitas yang memadukan antara ilmu-ilmu keislaman, sosial-humaniora, serta sains dan teknologi.
UINSA yang terkenal karena prodi keislaman tidak membeda-bedakan antara presentase siswa yang berasal dari sekolah negeri dan pondok pesantren yang akan masuk ke UINSA sendiri. Tergantung Prodi yang dituju.
“Jika anak SMA masuk SAINTEK dengan anak Pondok yang juga ingin masuk SAINTEK. Mungkin dari Ipa yang lebih besar presentase masuknya. Tergantung keahliannya masing-masing dan tergantung prodi yang di tuju,” Kata Ruhayati, pembicara dari UINSA.
Pada penutup acara, M. Shodiqin yang merupakan ketua panitia Edufair 2021, sekaligus perwakilan sekolah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para alumni yang telah mengawal dan berpartisipasi dalam menyukseskan Edufair Virtual 2021. Juga kepada siswa-siswi kelas XII yang telah turut menghadiri acara ini.
“Anda telah menyelesaikan misi Edufair dengan lancar dan baik. Saatnya Anda untuk menangkap masa. Saya harap saat ini Anda menjadi lapar untuk belajar, lapar untuk bekerja keras” kata M. Shodiqin. (mut/nin)