Puisi

Puisi-puisi: Cahaya Perjuangan Wanita

Oleh: ysmn

Cahaya Perjuangan Wanita

Di tengah kegelapan yang pekat,

Kuatnya semangat wanita berpijak.

Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan,

Mereka tak gentar akan ancaman dan bahaya.

Mereka berjuang di balik layar,

Dalam aktifitas rahasia yang tersembunyi.

Mereka bertahan dengan tekad yang kuat,

Merobek belenggu penjajah yang merusak tanpa rasa.

Dalam kelenturan pita suara mereka,

Wanita menyebarkan semangat perlawanan.

Mereka berbicara dengan lantang,

Menularkan api semangat ke hati yang lain.

Mereka sebagai ibu, saudari, dan kekasih,

Tak gentar mengambil risiko yang besar.

Melawan ketidakadilan dan penindasan,

Mereka menjadi simbol keberanian dan inspirasi.

Dalam gelapnya malam peperangan,

Wanita bergabung dalam baret merah putih.

Bersama pria mereka menuju medan perjuangan,

Membentangkan bendera merah putih di sana.

Perjuangan wanita ini tak pernah pudar,

Hingga kemerdekaan berhasil mereka raih.

Mereka menjadi pahlawan dalam sejarah kita,

Cahaya perjuangan mereka tetap menyinari masa kini.

Oleh: ysmn

Semangat Wanita Perjuang Kemerdekaan

Dalam rentetan perjuangan merdeka,

Wanita tak tinggal diam di belakang.

Mereka turut melawan dengan sungguh-sungguh,

Bekerja keras memperjuangkan mimpi kebebasan.

Senandung semangat terdengar memecah malam,

Wanita dengan jiwa yang berkobar merdeka.

Mereka tak kenal takut ataupun lelah,

Berdiri sejajar dengan para pahlawan sejati.

Bersama-sama menghentakkan langkah,

Melawan cengkeraman penjajah yang kejam.

Wanita dengan gagahnya menghadang,

Dalam melintasi jalan yang berdarah.

Kata-kata mereka menjadi senjata,

Ragam aksi, protes bersemayam dalam mulutnya.

Mereka menuntut hak yang sama,

Memperjuangkan keadilan di bumi ini.

Perjuangan wanita dalam meraih kemerdekaan,

Tak pernah pudar, tak pernah terlupakan.

Sebuah penghargaan yang patut diungkapkan,

Kepada mereka yang telah memperjuangkan negara ini.

Penulis sedang ikut memeriahkan HUT ke-79 RI

pict source (1) pict source (2)


Oleh: Meshikioslee

Rasa Lapar

Ibu, aku lapar

Jangan sampai sang koloni kembali beri upah memar

Ibu, aku lapar

Apa jadinya jika aku tulang-belulang yang terjajah?

Ibu, hari ini menu apa?

Kalau boleh aku mau bulir-bulir harapan untuk merdeka

Penulis sedang pusing menghadapi olimpiade ekonomi yang kurang 4 hari lagi

Pict source

168 total views, 3 views today

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *