Oleh: Nailal Fariha
Rumah Lama Abadi Hangatnya
penghuni lantai 10 yang tak lagi ada agenda makan di meja panjang pukul sembilan hingga larut malam
penghuni lantai 5 yang tak lagi dengar tingkah si bungsu dengan permainan serunya
sapaan ramah matahari di balik jendela putih sebelah ranjang menorehkan sejuta harapan akan hal baik kedepan
alunan musik karya suara, tangan, dan segala rupa pikiran berpadu dalam kemungkinan
banyak bentuk syukur yang harus diutarakan dan diharap tuk hidup panjang
budak budak milik tuan rakus cakup kesempatan, jiwa yang pasti pernah rapuh walau disembunyikan
terkadang obatnya bukan rehat, justru teriakan balasan penikmat
Overdosis
berlayar dari pulau seberang hingga terdampar diempuknya ranjang
pasir dan iringan gelombang, turut meriahkan kedatangan
seraya mengucap selamat datang
membuat terbangun dari mimpi sebab overdosis hal manis
yang teringat hanya suasana di pesta perayaan penuh berontakan kegirangan, tangisan kebahagiaan, kebebasan hirup bunga bunga malam
bir bintang pun bintangnya hilang, pindah ke pulau seberang
di depan panggung perayaan
bersinar terang memeluk malam
aku aman walau esok pulang sendirian
Oleh: Neicha
Kecewa
senja ini,
rasanya aku ragu bisa bertahan atau tidak kesekian kalinya untuk kesalahan yang bertubi sebuah fakta yang tak lagi asing terdengar telinga
langkah hati seolah tak seimbang aku meminta pada sang pencipta untuk tak mendendami namun aku sadar akan perumpamaan jika memang kamu cinta, tak perlu asa orang lain yang kau simpan dalam hati
kepergianku setidaknya akan menyadarkan mu bahwa sedari awal kau tak pernah memilikiku setidaknya kini aku ingin berbaik pada diriku karena saat mencintaimu, aku mengkhianati perasaanku
*Kedua penulis sedang menempuh fase menjadi kakak kelas baru
source pict
900 total views, 3 views today