Seonggok Mimpi
Oleh: Elang Satria
Berlalunya hari, diriku memilih memandang langit malam.
Memandang kosong cakrawala hitam dengan kilatan kembang api yang meletus.
Menatap cahaya rembulan yang terbit dari ufuk timur untuk terakhir kalinya.
Sementara orang berbahagia menyaksikan dirinya kian menua silih berganti tahun.
Aku hanya berpikir, bagaimana nasibku di masa ini.
Aku takut walau hanya sekedar untuk memandang ke depan.
Berpikir bahwa aku akan masuk ke jurang yang akan sama.
Matahari pun terbit untuk pertama kalinya.
Terlepas dari semua keraguan, aku harus tetap melangkah.
Menghiraukan rasa takut demi hari esok yang lebih baik.
Demi menjadi lebih baik dari kemarin.
–Penulis merupakan siswa kelas X yang akan menghadapi ujian tengah semester
source pict
Dia Berjalan di Sudut Mata Ku
Oleh: Aql
Januari antarkan kamu pulang ke dermaga.
Tepat berlabuh di daun telinga.
Padahal aku menyambut mu di bilik sukacita.
Harum mu penuh dengan dupa laut yang menyala.
Aku buka tangan ku untuk memeluk mu.
Tapi kamu memilih masuk di sudut mata ku.
Melewati daun pintu itu.
Menuju bilik sukacita bersama nasi masa lalu.
Kau menginap di sudut mata ku.
Minum dari mata air kelopak ku.
Tidur nyenyak di pikiran ku.
Dan aku merindukan mu dengan hati ku.
–Penulis merupakan warga distrik ethofora
source pict
140 total views, 9 views today